Soto Kudus, Bertahan di tengah Gempuran Kuliner Ibu Kota

Ida Farida
Oct 01, 2023

Soto Kudus menjadi salah satu incaran pecinta kuliner di Jakarta. Foto: kosadata

KOSADATA - Soto Kudus, salah satu kuliner khas Nusantara yang terus bertahan di tengah gempuran kuliner lainnya di Jakart. Apalagi , soto di Jakarta beragam macamnya, salah satunya soto Kudus. Seperti terlihat di jalan Garuda, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Sajian soto Kudus menjadi incaran warga sekitar.

Soto Kudus Mas Gondrong terpampang jelas pada papan nama sebuah teras rumah. Gerobak yang didesain mirip pikulan khas soto, membuat kita penasaran untuk mampir ke sini. Sebuah panci besar dan termos nasi tersimpan rapi di kedua sisi pikulan itu. Selain Soto Kudus, beragam menu makanan dan minuman pun disajikan.

Andi (25 tahun), pramu saji di Soto Mas Gondrong ini cukup lihai menyajikan panganan nusantara tersebut. Saat satu porsi soto Kudus dipesan, Andi langsung mengambil mangkok dengan cepat.

Bihun, toge, kentang, tomat, dan beragam bahan lainnya serta suiran daging ayam dan bumbu-bumbu langsung disajikan di mangkok itu. Kemudian, kuah bening yang ada di panci pun dituang ke mangkok tadi, membuat soto Kudus ini semakin lezat. Taburan goreng bawang menambah keharuman soto saat kepulan asapnya masih membumbung.

"Bisa dicampur sama nasi, bisa juga dipisah. Namun, khas soto Kudus ini adalah kuahnya bening. Kalau soto Betawi kan kuahnya keruh karena pakai santan, isinya juga daging sapi bukan ayam. Kalau soto Kudus itu ayam," ujar Andi saat berbincang, beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, lanjut Andi, Soto Kudus terdiri dari dua jenis yaitu soto ayam dan soto sapi. Dua-duanya memiliki rasa manis gurih yang merupakan ciri khas dari soto Kudus. Selain rasanya yang unik, penyajian soto Kudus pun unik, yaitu di dalam mangkuk berukuran kecil dan dilengkapi dengan irisan ayam goreng, seledri, bawang goreng, bawang putih goreng, dan tauge.

Banyak Varian

Sajian soto di Jakarta, bahkan di tanah air memiliki varian cukup banyak. Ada soto Betawi, soto Kudus, soto Madura, Soto Sokaraja, coto Makassar, soto Lamongan, dan masih banyak variannya yang lain. Masing-masing varian soto memiliki kelezatan khas tersendiri. Sebab, Bahan dan bumbu yang digunakan di tiap daerah pun berbeda tergantung dengan selera warga lokal di wilayah tersebut.

Dari beberapa keterangan, sajian soto berasal dari masakan China bernama cau do atau jao to . Dalam dialek Hokkian, cau do artinya rerumputan jeroan atau jeroan berrempah. Makanan ini pertama kali populer di wilayah Semarang sekitar abad ke-19. Perubahan nama cau do menjadi soto sendiri disebabkan karena semakin dikenalnya makanan ini dan perubahan penyebutan kata tersebut menjadi lebih mudah dan familiar bagi banyak orang.

Sejak dulu hingga saat ini, makanan berkuah ini bukan lah sebuah makanan mewah yang dinikmati oleh kalangan penguasa. Makanan ini lebih banyak dinikmati oleh kalangan menengah ke bawah dengan dijajakan menggunakan pikulan pada masa lalu. Seiring perkembangan waktu, pikulan tadi berubah menjadi gerobak. Aksesori serupa gerobak atau pikulan ini hingga saat ini pun biasanya masih digunakan oleh beberapa warung soto.

Walaupun berbeda tempat dan racikannya, tapi soto tetaplah soto. Soto Betawi misalnya. Soto ini memiliki kuah cukup berat dan kental tapi kenikmatannya tetap luar biasa. Kekentalan kuah Soto Betawi ini disebabkan penggunaan santan dan susu sehingga menimbulkan citarasa yang sangat gurih.

Soto yang populer di daerah ibu kota Jakarta ini semakin gurih dengan penggunaan jeroan sebagai salah satu bahan utama. Tidak jarang, organ-organ lainnya seperti hati dijadikan isi dari soto tersebut. Cita rasa soto nusantara yang satu ini pun bertambah dengan adanya taburan keripik emping dan acar timun sebagai pelengkap.

Di Sulawesi, kita juga bisa menemukan soto dalam bentuk lain. Dari tanah celebes ini, kita bakal menemukan Coto Makassar, nama lain dari soto Makassar memiliki rasa gurih yang khas, karena isinya yang terbuat dari jeroan atau isi perut sapi. Potongan usus, hati dan daging sapi direbus dalam waktu yang cukup lama hingga menghasilkan kaldu yang kuat, lalu diiris tipis dan disajikan bersama ketupat. Coto Makassar memiliki rasa yang tidak familiar di lidah masyarakat Indonesia kebanyakan karena paduan rempah yang cukup banyak.

Bergeser ke Kalimantan, kita juga bakal menemukan soto di tanah Borneo ini. Adalah soto Banjar yang berasal dari Suku Banjar, dikenal sebagai salah satu soto yang penuh citarasa dan kaya rempah. Soto Banjar menggunakan daging ayam sebagai bahan utamanya. Dibuat dengan menggunakan aneka jenis rempah seperti kayu manis, cengkeh, dan biji pala sehingga menghasilkan aroma khas yang kuat dan sangat menggoda. Kuah soto Banjar cenderung pucat dibandingkan dengan soto nusantara lainnya karena tidak menggunakan kunyit dalam pembuatannya. Soto Banjar biasa disajikan dengan ketupat, telur, dan perkedel.

Di Sumatera pun tetap ada sajian soto. Soto Medan dan Soto Padang. Kuah Soto Medan dikenal lebih kental karena dimasak dengan kuah santan yang sekali perasan. Bumbu jintan untuk penyedap selera, dilengkapi dengan emping, kentang, telur, tomat, dan bawang merah untuk penyajiannya membuat sajian soto Medan selalu dirindukan. Begitu pun dengan soto Padang, meski kuahnya tak sekental soto Medan, Soto Padang pun selalu menjadi buruan pecinta kuliner. Terbuat dari kaldu sapi, kuah Soto Padang memiliki rasa kecut gurih yang khas karena adanya campuran cuka dalam racikannya. Soto Padang disajikan dengan irisan daging sapi yang telah digoreng kering serta bihun.

Untuk menikmati beragam varian soto ini, kita tak perlu jauh datang ke daerahnya langsung. Di Ibukota Jakarta, sajian soto dengan beragam variannya bisa ditemukan dengan mudah. Mulai dari restoran kelas kakap, hingga warung makan pinggir jalan selalu menawarkan sajian soto ini. Yuk berwisata kuliner di Ibukota.***

Related Post

Post a Comment

Comments 0