Bambang Hendroyono Dorong Akselerasi Pemulihan Ekosistem Mewujudkan Keberlanjutan

Dian Riski
Jun 26, 2024

Bambang Hendroyono dalam Rapat Kerja Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara yang digelar di Badung, Bali, pada hari Selasa (25/06). Foto dok Kemen LHK

di wilayah ekoregion terestrial (landscape) dan juga wilayah ekoregion laut (seascape) secara terintegrasi untuk mewujudkan keberlanjutan landscape and seascape.

“Kuncinya adalah agar kita dapat menjamin keberlanjutan proses, fungsi dan produktivitas lingkungan, mulai dari terjaminnya kualitas udara, air, dan laut yang baik dan sehat, lahan yang produktif, hingga terjaganya keanekaragaman hayati, sekaligus juga menjamin keselamatan, mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Bambang.  

Menurut Bambang, kepemimpinan transglobal yang berlandaskan kecerdasan kognitif, kecerdasan moral, kecerdasan emosional, ditambah kecerdasan bisnis, kecerdasan sosial budaya, dan kecerdasan global merupakan dasar untuk membentuk seseorang menjadi pemimpin yang berkarakter dan produktif.

Ketika enam kecerdasan itu dapat dimiliki oleh seorang pemimpin, akan menciptakan lima perilaku. Pertama, pemimpin itu akan tahan terhadap ketidakpastian.

Kedua, akan membangun konektivitas tim (kolaboratif) untuk menyelesaikan tantangan pekerjaan.

Ketiga, dia akan bersifat fleksibel pragmatis, dan empatinya luar biasa terhadap sesama. Keempat adalah visioner, respon perspektif ke masa depan. Dan kelima, dia mempersiapkan pemimpin berikutnya berorientasi pada talenta.

“Seorang pemimpin transglobal yang sukses akan memperlihatkan efektivitas dan kesuksesan kepemimpinannya, kinerja organisasi yang dipimpinnya pun akan baik, dan yang tak kalah penting landscape-seascape akan dikelola secara terpadu dan berkelanjutan,” jelas Bambang.

Bambang menambahkan, pemimpin transglobal harus dapat mendorong proses pemulihan ekosistem menjadi aksi bersama dan mendorong perubahan yang signifikan pada sikap dan perilaku manusia.

Kepemimpinan transglobal menciptakan sinergi dan kolaborasi, serta mengembangkan dan menerapkan konsep SHARE (Story, Hype, Actionable, Relevant, and Emotional).

Di era hyperconnected, partisipasi pemulihan ekosistem dapat dimulai dari membagikan (sharing), mempertajam (shaping), hingga ikut membiayai (funding), produksi dan ikut memiliki.

Bagaimana kita membentuk masyarakat menjadi partisipan aktif dalam pemulihan ekosistem, bagaimana mendorong tingkat partisipasi


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0