Camilan khas Sunda, Bandros. Foto: kosadata
KOSADATA – Wahyu, penjual bandros yang telah 25 tahun berkecimpung dalam dunia kuliner di samping Rumah Sakit Jasa Kartini, Tasikmalaya, merasa bersyukur atas kesuksesan yang diraihnya. Dengan modal Rp100 ribu untuk bahan baku, setiap harinya Wahyu mampu meraup omset bandros hingga Rp600 ribu.
Meskipun keuntungan yang didapatkan tidak sebesar dulu, di mana dengan modal Rp20 ribu-Rp40 ribu ia bisa memperoleh Rp600 ribu dalam waktu kurang dari sehari, ia tetap merasa bersyukur karena bandros tetap menjadi primadona di kalangan pencinta kuliner Sunda.
“Alhamdulillah, masih banyak yang mencari bandros. Tapi memang sebelum pandemi, modal Rp20 ribu-Rp40 ribu bisa dapat Rp600 ribu dalam sehari, kurang dari sehari malah, karena siang sudah habis. Kalau sekarang, modal itu nggak cukup Rp100 ribu. Tapi Alhamdulillah, omset Rp600 ribu bisa didapat jika habis,” ujar Wahyu saat berbincang Sabtu (15/2/2025).
Keberhasilan Wahyu tidak hanya berimbas pada dirinya, tetapi juga kepada puluhan keluarga saudaranya yang berasal dari Garut. Mereka kini turut berjualan bandros di berbagai titik strategis di Kota Tasikmalaya. Bagi Wahyu, bandros bukan sekadar bisnis, tetapi juga salah satu cara melestarikan kuliner khas Sunda yang penuh cita rasa ini.
Menurut Wahyu, banyak yang berpendapat bahwa bandros merupakan singkatan dari “Bahan dari Rose Brand” (merk tepung terigu). Meskipun ada benarnya, bandros sebenarnya juga dicampur dengan sedikit terigu agar teksturnya tetap lembut dan tidak keras saat dikonsumsi, terutama
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0