KOSADATA - Dividen yang dikontribusikan perusahaan pelat merah kepada negara pada 2023 mencapai Rp 80,2 triliun. Jumlah tersebut telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menteri BUMN Erick Thohir siap membagikan dividen BUMN kepada negara pada tahun 2023 ini sebesar Rp80,2 triliun.
Erick mengatakan dividen perseroan tahun ini merupakan tertinggi dalam sejarah Kementerian BUMN. Adapun nilai dividen jumbo itu merupakan hasil kinerja perusahaan pada tahun lalu.
"Kemarin rapat dengan Bapak Presiden RI Jokowi dan ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hasil kerja kita (BUMN) tahun kemarin, tahun ini kita akan berikan dividen terbesar sepanjang sejarah BUMN kepada negara Rp80,2 triliun," ujar Erick Thohir di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Senin (1/5/2023)..
Artinya, BUMN punya sumbangsih kepada negara, supaya negara tidak hanya mendapatkan pemasukan dari pajak tetapi juga hasil usaha yang baik.
"(Dividen) Untuk apa? Untuk program-program yang mendorong daripada program kerakyatan dari pemerintah seperti bantuan sosial dan sebagainya," jelasnya.
Menurut Erick, inilah keseimbangan yang terus dijaga di mana BUMN-nya sehat, tapi memberikan kontribusi kepada rakyat Indonesia.
Dia menyebut APBN tidak saja berasal dari pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), namun juga dari dividen BUMN. Sehingga, anggaran tersebut bisa digunakan untuk program kerakyatan yang digulirkan pemerintah.
BUMN, lanjut Erick, akan terus berkontribusi kepada kas negara. Karena itu, program transformasi perusahaan terus didorong agar bisnis perusahaan tetap membaik.
"Artinya apa? Kita punya sumbangi kepada negara supaya negara tidak hanya mendapatkan pemasukan dari pajak, tetapi juga hasil usaha yang baik untuk apa? Program-program yang mendorong daripada pada kerakyatan, seperti bansos dll," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan laba bersih konsolidasi BUMN mencapai Rp303,7 triliun (unaudited) pada 2022.
Dengan demikian, terdapat kemungkinan peningkatan laba yang sangat signifikan sebesar Rp179 triliun.
Dalam kesempatan tersebut, Erick juga memperkirakan peningkatan aset dari Rp8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp9.867 triliun (unaudited) pada 2022.
Kemudian diperkirakan juga peningkatan ekuitas dari Rp2.778 triliun pada 2021 menjadi Rp3.150 triliun (unaudited) pada 2022.
Erick juga memperkirakan kenaikan pendapatan dari Rp2.292 triliun pada 2021 menjadi Rp2.613 triliun (unaudited) pada 2022.
Dia menyebutkan peran penting BUMN dalam kontribusi kepada negara melalui dividen, pajak, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Erick juga mengatakan hal yang sangat menggembirakan adalah transformasi BUMN yang sudah didorong hampir mencapai 70 - 75 persen, yang berarti tinggal 25 persen lagi.(***)
Comments 0