Cara Santun Warga Melayu Rempang Tolak Relokasi, Dari Pantun Hingga Sholawat

Ida Farida
Oct 11, 2023

Sejumlah warga Melayu Rempang menolak untuk direlokasi akibat pembangunan proyek Rempang Eco City. Foto: YLBHI

KOSADATA - Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Rabu (11/10/2023). Mereka berkumpul untuk menyatakan penolakan relokasi akibat pembangunan kawasan Rempang Eco City.

Melalui acara halal bihalal peringatan perjuangan masyarakat Melayu untuk mendukung warga Pulau Rempang pada 11 September 2023 lalu, mereka berpantun, berorasi hingga sholawat.

Mereka berkumpul sejak pagi, sekitar pukul 08.00 WIB. Warga terus berduyun datang, menggunakan sepeda motor, truk dan kendaraan roda empat lain.

Cuaca panas pagi ini tidak menghentikan warga yang terus ingin tetap bertahan di tanah yang diwariskan leluhur mereka sejak ratusan tahun lalu. Mereka bertahan sampai acara selesai sekitar pukul 10.30 WIB.

Saat perjuangan warga Pulau Rempang pada 11 September 2023 lalu, ada 35 warga yang diamankan dan sampai saat ini masih ditahan di Mapolresta Barelang dan Mapolda Kepri. Mereka ditangkap akibat kerusuhan yang terjadi saat aksi demonstrasi di kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam kala itu.

Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur, hadir di tengah-tengah masyarakat Pulau Rempang. Hadir juga tim dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional.

Isnur membuka sambutannya dengan berpantun. Ia menyapa warga Pulau Rempang dan menyatakan YLBHI akan terus mendukung perjuangan warga Pulau Rempang dan Galang. Perjuangan warga Pulau Rempang dan Galang dalam mempertahankan tanah adalah perjuangan konstitusi.

Ia meminta warga untuk tetap solid. Karena dalam perjuangan ini akan ada ruang yang dimanfaatkan untuk memecah belah perjuangan masyarakat Rempang ini.

“Kami dari YLBHI


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0