Kondisi TPST Bantargebang. Foto: KPNas
Lebih lanjut kedua pakar itu; “Dia menciptakan nasibnya sendiri disaat menanggapi situasi yang dialaminya, dan situasi serta pengalaman itu merupakan hasil sejarah yang rumit dimana dia berperan. Inilah sebabnya mengapa dia tidak menciptakan nasibnya sendiri sebagai individu, tetapi sebagai suatu anggota masyarakat. Hanya dalam batas-batas tempatnya dalam masa sejarah, manusia sebagai individu dapat membentuk dirinya, tetapi kita belum tahu lagi, kita tidak akan pernah tahu, batas-batas di mana manusia secara kolektif dapat memperbaiki kembali diri mereka sendiri”.
“Penjahat itu tidak pernah membangun negara. Mereka hanya memperkaya diri sendiri sambil merusak negara”, kata Nelson Mandela mantan Presiden Afrika Selatan. Hal ini bisa diidentikan dengan “Penjahat itu tidak pernah memperbaiki pengelolaan sampah dan lingkungan. Mereka hanya memperkaya diri sendiri sambil merusak sistem pengelolaan sampah. Karena ujungnya sampah jadi malapetaka, menghancurkan lingkungan, mengancam kesehatan manusia dan kepunahan makhluk lain, seperti biota air akibat leachate tak terkendali.
Hal ini bisa dilihat TPST Bantargebang, bahwa anggaran besar, triliun rupiah per tahun, ratusan alat berat, ribuan truk sampah, ribuan tenaga kerja, kantor megah, dll tidak menjamin pengelolaan sampah bisa baik dan benar sesuai ketentuan peraturan perundangan. Apalagi bagi daerah yang anggarannya kecil atau sangat kecil, bisa disimpulkan pengelolaannya akan lebih buruk. Karena faktor korupsi, kolusi, nepotisme (KKN), suap, gratifikasi, manajemen
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0