Dilema Peradaban Manusia di Sekitar TPST Bantargebang

Ida Farida
Aug 26, 2024

Kondisi TPST Bantargebang. Foto: KPNas

Social Institutions (1953: 480) menekankan batas-batas yang dapat diberikan sejarah terhadap manusia. “Manusia adalah jenis makhluk yang unik, dalam arti dia juga merupakan berkembangan historis. Sehubungan dengan perkembangan inilah dia harus ditemukan, dan disini tidak ada rumusan tunggal yang cocok bagi mereka. Anatomi serta psikis tidak menentukan peruntungannya. 

 

Lebih lanjut kedua pakar itu; “Dia menciptakan nasibnya sendiri disaat menanggapi situasi yang dialaminya, dan situasi serta pengalaman itu merupakan hasil sejarah yang rumit dimana dia berperan. Inilah sebabnya mengapa dia tidak menciptakan nasibnya sendiri sebagai individu, tetapi sebagai suatu anggota masyarakat. Hanya dalam batas-batas tempatnya dalam masa sejarah, manusia sebagai individu dapat membentuk dirinya, tetapi kita belum tahu lagi, kita tidak akan pernah tahu, batas-batas di mana manusia secara kolektif dapat memperbaiki kembali diri mereka sendiri”.  

 

“Penjahat itu tidak pernah membangun negara. Mereka hanya memperkaya diri sendiri sambil merusak negara”, kata Nelson Mandela mantan Presiden Afrika Selatan. Hal ini bisa diidentikan dengan “Penjahat itu tidak pernah memperbaiki pengelolaan sampah dan lingkungan. Mereka hanya memperkaya diri sendiri sambil merusak sistem pengelolaan sampah. Karena ujungnya sampah jadi malapetaka, menghancurkan lingkungan, mengancam kesehatan manusia dan kepunahan makhluk lain, seperti biota air akibat leachate tak terkendali.

 

Hal ini bisa dilihat TPST Bantargebang, bahwa anggaran besar, triliun rupiah per tahun, ratusan alat berat, ribuan truk sampah, ribuan tenaga kerja, kantor megah, dll tidak menjamin pengelolaan sampah bisa baik dan benar sesuai ketentuan peraturan perundangan. Apalagi bagi daerah yang anggarannya kecil atau sangat kecil, bisa disimpulkan pengelolaannya akan lebih buruk. Karena faktor korupsi, kolusi, nepotisme (KKN), suap, gratifikasi, manajemen


1 2 3 4 5 6 7

Related Post

Post a Comment

Comments 0