KOSADATA - Direktur Utama Perumda PAL Jaya, Aris Supriyanto mengakui, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sektor pengelolaan air limbah di Jakarta itu mengalami peningkatan revenue (pendapatan). Menurutnya, pandemi Covid-19 tidak berdampak signifikan terhadap operasional PAL Jaya, sehingga BUMD itu masih meraup profit.
"Dalam konteks kesehatannya perusahaan kita kan masih profit lah. Walaupun kemarin terpengaruh ada Covid-19, tapi gak terlalu berdampak dibandingkan BUMD yang lain. Nah, memang kita disamping ada peningkatan pendapatan, tapi kita juga menekan efisiensi juga," ujar Aris saat dihubungi, Rabu (8/2/2023).
Meski demikian, Aris mengaku tidak terlalu hapal berapa pastinya peningkatan pendapatan PAL Jaya. Pastinya, tegas Aris, PAL Jaya terus berupaya mengembangkan jaringan pengelolaan air limbah pada Zona nol dengan membidik pelanggan bisnis atau gedung tinggi.
"Kita masih di zona nol ya, artinya zona eksisting yang kita layani ini kan terus kembangkan jaringannya. Dari situ kita ada penambahan pelanggan dan dari situ menambah revenuenya," katanya.
Penambahan pelanggan ini, ungkapnya, terus dikejar untuk memperluas cakupan layanan. Pada 2022 kemarin, PAL Jaya telah mengolah limbah domestik dari sekitar 2.000 lebih rumah tangga dan 700 lebih gedung bertingkat di wilayah lima kecamatan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan atau ekuivalen dengan 2,4 juta jiwa.
"Ya menambah Pelanggan yang jelas, dan cakupan layanan itu yang pasti. Memang, jumlah unitnya rumah tangga lebih banyak, kalau nominal revenuenya dari gedung tinggi karena kalau secara nominal rumah tangga itu subsidi kan. subsidi silang," tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan efisiensi dari sisi operasional. Sehingga, beban perusahaan untuk biaya operasional lebih ringan. Dia meyakini, dua strategi ini mampu menjadikan PAL Jaya menjadi BUMD paling sehat.
" Efesiensi emang biasanya di operasional. Misalnya, kayak ada antisipasi kenaikan beban, kita lakukan efisiensi mana yang lebih pas lah yang dilakukan penyesuaian dan sebagainya. Banyak sih item, pos pos, biaya yang kita sesuaikan dengan kondisi," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail menyebut Perusahaan Umum Daerah Pengelolaan Air Limbah Jaya (Perumda Paljaya) menjadi BUMD paling sehat setelah Bank DKI. Pasalnya, PAL Jaya tidak terkena imbas pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
"Kalau PALJAYA justru bagus, PAM baru mau pulih. (BUMD sehat lainnya), Bank DKI. PAL itu ternyata diam-diam (bagus), karena dia pas Covid sendiri tetap saja gak terkena imbas yang signifikan. termasuk stabil," ujar Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail, Selasa (7/2/2023).
Diakuinya, Komisi B DPRD DKI Jakarta terus mendorong BUMD di Jakarta untuk berkinerja baik. Setiap BUMD diminta untuk mencari terobosan agar mereka tidak melulu mengharapkan penanaman modal daerah (PMD). ***
Kelompok 3 Praktikan PLKJ 34 Cibegol Targetkan Cetak Buku Bersama di Tasikmalaya
Feb 25, 2023
Comments 0