Kondisi pemulung di TPST Bantargebang tak terdampak economy Circular. Foto: KPNas
Kisah pemulung lain yang menyedihkan adalah Darman (25 th), asal Pakis Jaya Karawang. Ia bersama anak, istrinya tinggal di bagian gubuk berderet, luasnya sekitar 2,5x3 m2. Tidak ada pemisahkan kamar, hanya tempat tidur dan dapur. Pakaian hanya ditumpuk, bergelantungan, dan ada yang dimasukan di lemari plastik. Ada kulkas dan mesin cuci kreditan.
Gubuk berderet dibagi menjadi sepuluh pintu atau lebih. Gubuk Darman tidak ada ventalasi, matahari tak bisa masuk. Sanitasinya sangat buruk sehingga lembab dan pengab. Padahal kedua anaknya masih kecil umur 2 tahunan, dan yang satu masih balita.
Kesehatan mereka, terutama anak-anak sedang dipertaruhkan. Tragedi kemanusiaan luar biasa ketika para penguasa sedang menikmati kemakmuran. Kapan pemulung bisa tinggal di rumah layak huni dengan sanitasi baik? Dulu, komunitas pemulung bersama APPI dan KPNas punya ide rancangan mengenai rumah tumbuh sehat.
Gubuh-gubuh kumuh bacin dari material bekas menggambarkan situasi buram penurunan derajat nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban. Ketika ada laporan-laporan resmi tentang keberhasilan pembangunan Indonesia disertai gambar dan statistik indah, di sisi lain banyak ditemukan kemiskinan ekstrem menyayat hati. Berarti ada jurang tajam antara kaya miskin, ketidakadilan, mungkin juga eksploitasi, serta sumber daya manusia (SDM) rendah.
Darman bersama keluarganya mendiami gubuk itu sudah 10 tahun lamanya. Demikian sepuluh temannya dari Pakisjaya, bersebelahan di deretan gubuk itu. Ratusan gubuk ada di blok itu. Mereka tidak menyewa,
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0