Harapan Perbaikan Lingkungan, Edelweiss Cantik VS Pertambangan Grasberg

Peri Irawan
Feb 26, 2023

Oleh: Iden Wildensyah
Pegiat Alam Terbuka

Edelweiss disebut sebagai bunga cinta abadi karena selalu berbunga setiap musim. Tak peduli hujan, kemarau, suhu dingin, dan suhu panas, tumbuhan edelweiss selalu berbunga dengan cantiknya. Sebelum beredarnya larangan memetik bunga edelweis dari puncak-puncak gunung, seorang pecinta alam atau pendaki gunung begitu membanggakan diri dengan bunga abadi ini.

Kepemilikan bunga edelweiss seolah menasbihkan diri bahwa ia adalah pendaki gunung yang sudah berhasil sampai puncak dan edelweiss adalah buktinya.

Karena laju pendakian yang semakin ramai sementara tumbuhan edelweiss hanya segitu-gitunya dikhawatirkan populasi tumbuhan edelweiss berkurang secara massive dari waktu ke waktu maka memetik edelweiss menjadi sebuah kegiatan haram yang bisa menyebabkan seorang pecinta alam atau pendaki gunung disanksi jika kedapatan membawa pulang bunga edelweiss.

Lain di puncak gunung lain cerita pendaki, di sisi Grasberg yang lainnya tumbuhan edelweiss menjadi bagian dari kegiatan reklamasi lahan yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia. Di lahan Carstenz, tumbuhan edelweiss tumbuh dengan subur. Saat pertama kali menginjakan kaki di ketinggian sekitar 4.285 mdpl tersebut seorang petugas memetik beberapa bunga edelweiss.

Spontan saya berkata “Eh, kenapa dipetik mas? Itukan bunga edelweiss, gak boleh dipetik begitu saja”. Dengan santainya si mas yang dimaksud menjawab: “Di sini banyak mas, ambil aja. Tuh lihat ke arah sana!” katanya sambil menunjukan ke lokasi lahan tumbuhan edelweiss yang banyak.

Benar saja! Saat saya lihat ke arah yang dimaksud, banyak sekali bunga edelweiss yang sedang mekar. Saya tetap tidak berani memetik karena selalu teringat bahwa edelweiss akan tetap indah di tempatnya, bukan dibawa pulang ke rumah kemudian dipajang.

Melihat indahnya


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0