|

Jadi Capres Alternatif, Ridwan Kamil Harus Fatsun ke Golkar

Abdillah Balfast
Feb 24, 2023
0
1 minute

KOSADATA - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil kembali muncul dalam pusaran isu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan disebut-sebut sebagai calon presiden (capres) alternatif. 

Meski didapuk sebagai capres alternatif berdasarkan hasil survei Litbang Kompas itu, namun Ridwan Kamil kini bukan lagi "tunawisma" politik. Pasalnya, orang nomor satu di Jabar itu kini telah berbaju Partai Golkar. 

Diketahui, dalam survei Litbang Kompas terakhir, tiga figur capres alternatif dengan elektabilitas tertinggi yakni Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Pengamat politik dari Universitas Pasundan (Unpas), Deden Ramdan menegaskan, dengan kendaraan politik yang melekat pada dirinya, Ridwan Kamil seharusnya fatsun kepada Partai Golkar yang telah tegas menyatakan mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres. 

Menurutnya, Ridwan Kamil harus fatsun kepada Partai Golkar dengan menaati seluruh ketentuan yang telah ditetapkan Partai Golkar, seperti mempromosikan Airlangga Hartarto sebagai capres. 

"Ridwan Kamil asalnya tunawisma, dia tidak punya partai. Ketika dia masuk partai, hal yang pertama dilakukan adalah fatsun, etika," tegas Deden dalam keterangannya, Kamis (23/2/2023). 

Deden pun mengingatkan kembali soal sepak terjang Ridwan Kamil yang sempat dikecam partai politik, khususnya Gerindra.

Hal itu terjadi saat Ridwan Kamil maju di ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar dengan partai pengusung yang berbeda dan meninggalkan Gerindra.

"Memang, RK (Ridwan Kamil) ini bagus di popularitas, tapi popularitas dan elektabilitas belum tentu sama," ujar Deden.

Deden mengakui, Ridwan Kamil luar biasa dalam mengelola media sosial (medsos). Namun, kata Deden, medsos didominasi oleh kaum milenial dan popularitas tinggi belum tentu berbanding lurus dengan elektabilitas.

"Poinnya dia (Ridwan Kamil) bisa naik ke RI 1 atau 2 meskipun berat, kemudian Jabar meskipun juga berat. Ada beberapa hal yang saya lihat anginnya tidak baik-baik saja bagi Pak RK ketika memimpin Jabar hari ini," beber Deden.

Disinggung soal Ridwan Kamil maju ke Pilgub DKI Jakarta, Deden menilai, Ridwan Kamil tidak sama dengan Joko Widodo (Jokowi). Ketika itu, Jokowi merintis dari Wali Kota Solo, lalu naik menjadi Gubernur DKI Jakarta dan terpilih menjadi Presiden RI.

"RK ini dari wali kota mulus, naik ke provinsi mulus, sekarang dalam beberapa hal, terjadi ada beberapa problematika A B C D," beber Deden.

Maka dari itu, langkah Ridwan Kamil maju di Pilgub DKI Jakarta tidak bisa diprediksi. Terlebih, ketika partai pengusungnya nanti tidak bulat mendukung Ridwan Kamil. 

"Tetapi kalau bulat, yah tentu dia harus berkalkulasi dengan cara-cara pendekatan seperti yang dilakukan Pak Jokowi seperti naik dari Wali Kota Solo ke Jakarta dengan mesin partai yang bekerja secara rapih dan cermat yaitu PDIP," tandasnya.(***)

Related Post

Post a Comment

Comments 0

Trending Post

Latest News