|

Mendulang Ilmu di Museum Bank Indonesia

Isma Nanik
Mar 05, 2023
0
1 minute

KOSADATA – Museum Bank Indonesia tidak hanya menyimpan koleksi mata uang. Gedung MBI juga memiliki sejarah panjang di dunia perbankan Indonesia.

Museum yang terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat ini memiliki gaya arsitektur neo klasik dengan memadukan unsur lokal melalu ragam hias kaca patri pada dinding pintu dan jendelanya.

Gedung MBI merupakan peninggalan De Javasche Bank,  bank sentral pertama di Hindia Belanda yang berdiri pada 1828. Sebelumnya, gedung MBI merupakan  rumah sakit,  Binnen Hospital atau rumah sakit yang berada di dalam areal  benteng Batavia.

Butuh  waktu hampir 100 tahun, untuk memugar  bekas rumah sakit tersebut menjadi bangunan megah seperti saat ini. Perancangnya adalah  Eduard Cuypers, seorang arsitek Belanda yang betugas untuk merancang gedung De Javasche Bank.

Sebelum diresmikan menjadi  museum pada 21 Juli 2009, MBI merupakan kantor pusat Bank Indonesia. Setidaknya sampai awal 2000-an. Tepatnya sebelum Bank Indonesia berpindah ke kantor  pusat baru  di  Tanah Abang, Jakarta Pusat.

MBI sendiri menjadi satu dari banyak museum  yang layak Anda kunjungi saat rehat ke kawasan Kota Tua. Letaknya berada di sisi timur Kali Besar. Bersebrang jalan dengan stasiun Jakarta Kota.

Tak hanya menawarkan keindahan bangunan tua nan megah untuk di nikmati, MBI juga menyimpan mitos yang tak kalah menarik soal Gobok Cinta.  Yakni sebuah replika koin kuno yang dibuat menjadi kursi. Persisnya ada  area klaster numismatik, persis sebelum pintu masuk.

Dikabarkan, fungsi replika  Gobok Cinta sendiri sebenarnya sebagai tempat singgah sementara sembari mengusir lelah setelah berkeliling bangunan museum dan sebelum melanjutkan petualangan ke klaster numismatik. Tapi banyak yang mengaitkan dengan mitos soal jodoh.

Gobok sebenarnya merupakan mata uang yang pernah beredar  di wilayah Kesultanan Banten. Gobok juga menjadi salah satu koleksi  MBI yang di pajang di area numismatik.  Gobok Banten ada koin berlubang segi enam yang menandakan rukun iman. Sementara aksaranya di tulis dalam bahasa Jawa yang berarti Pangeran Ratu.

Konon, koin gobok ini dibuat sebagai tanda cinta Sultan Banten pada istrinya. Alhasil, koin ini sering disebut sebagai koin cinta. Bagi siapapun yang duduk di replika koin Gobok pun dinyakini akan cepat mendapat jodoh karna rasa cinta sang sultan pada permaisurinya ini. Silahkan,  boleh percaya dan boleh juga tidak, kata Rika tersenyum renyah.

Widyani (23) salah satu pengunjung MBI yang datang dari Tanggerang memang sengaja datang untuk melihat Gobok cinta ini. Tapi koin Gobok sebagai mata uang. Widyani memang mengaku tertarik dengan sejarah. Dia ingin mengetahui bagaimana nenek moyang bangsa Indonesia dulu bertransaksi dengan alat tukar yang ada pada saat itu.

“Ya kalau memang benar ya syukur. Siapa tau nanti pulang dari sini ketemu jodoh,” kata Widyani yang mengaku memang sempat duduk di replika Gobok Cinta.

Bahkan ia menyempatkan diri untuk berswa foto dan langsung mendapat banyak like dari para pengikutnya. Pada tertarik memang setelah disebut ada mitos jodoh-jodohan, Widyani menambahkan dengan bergelak tawa. ***

Related Post

Post a Comment

Comments 0

Trending Post

Latest News