Pakar Bioteknologi ITS Sebut Mikroalga Serap Karbondioksida Lebih Cepat

Ida Farida
Jun 04, 2024

Prof Arief Widjaja berfoto di samping sampel penelitian modifikasi mikroalga di Laboratorium Biokimia Departemen Teknik Kimia ITS. Foto: Humas ITS

KOSADATA - Pakar Bioteknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Arief Widjaja memastikan, Mikroalga bisa menyerap karbondioksida lebih cepat. Sehingga, ucapnya, mikroalga berperan penting dalam menjaga suhu permukaan bumi akibat adanya gas rumah kaca.

 

Dilansir laman ITS, mikroalga digadang menjadi salah satu agen yang dapat menyerap karbon dioksida secara lebih efisien.

 

Menurutnya, setiap tumbuhan sejatinya mampu menyerap karbon dioksida melalui proses fotosintesis. Namun, mikroalga dapat melakukan proses penyerapan zat racun ini dalam kurun waktu yang lebih cepat. 

 

“Kemampuan ini berkaitan dengan laju pertumbuhan mikroalga yang juga lebih cepat dibandingkan dengan tumbuhan biasa,” ujar Prof Arief Wijaya, dikutip Selasa (4/6/2024). 

 

Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan renik yang hidup di wilayah perairan tawar maupun laut. Apabila dibandingkan dengan tanaman yang butuh waktu berbulan-bulan, mikroalga dapat tumbuh dalam hitungan jam saja. Bahkan, proses fotosintesis mikroalga bisa secepat laju pertumbuhan bakteri. 

 

“Laju pertumbuhan ini proporsional dengan jumlah karbondioksida yang diserap, sehingga tingkat penyerapan mikroalga jauh lebih efisien dibanding tumbuhan biasa,” kata Arief.

 

Secara proses, mikroalga menyerap karbon dioksida dari lingkungan sekitarnya menggunakan pigmen klorofil dalam proses fotosintesis. Selama fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi glukosa sebagai sumber energi untuk mikroalga, sedangkan oksigen dilepaskan sebagai produk sampingan. Proses ini membantu mengurangi konsentrasi karbon dioksida dalam atmosfer dan menyokong keberlanjutan lingkungan.

 

Sayangnya, imbuh Arief, kemampuan mikroalga dalam menyerap karbon dioksida masih terbatas pada pH tertentu. Apabila tingkat keasaman emisi karbon terlalu rendah, mikroalga dapat mati karena proses metabolisme dan fungsi selnya terganggu. Untuk mengatasi kondisi ini, Arief tengah melakukan


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0