KOSADATA – Partai Golkar angkat suara mengenai pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy (Rommy) di acara Bimtek DPRD PPP se-Jawa Timur pada Senin (6/3) kemarin, soal potensi perpecahan di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Menurut Rommy, KIB rawan pecah karena koalisi yang dibangun Partai Golkar, PAN dan PPP itu belum ada kemajuan dalam menentukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), serta akibat dinamika koalisi.
Terkait hal ini, Juru Bicara (Jubir) DPP Partai Golkar Tantowi Yahya mengingatkan mengenai adanya kesepakatan tiga pimpinan parpol KIB, bahwa perihal capres-cawapres itu menunggu permufakatan bersama antara tiga parpol, dalam sebuah forum khusus.
“Siapa yang nanti akan menjadi capres dan cawapres KIB, kita tunggu hasil kemufakatan parpol-parpol KIB. Semua pimpinan partai koalisi sepakat hal itu akan diputuskan dalam forum yang akan dibuat khusus buat itu,” kata Tantowi saat dihubungi, Selasa (7/3/2023).
Namun, untuk Partai Golkar sendiri, Tantowi menegaskan bahwa cawapres dari Golkar tetap Airlangga Hartarto, dan itu keputusan Munas Golkar yang harus dipatuhi. Untuk merubahnya diperlukan keputusan baru yang diambil pada forum setingkat.
“Itulah tertib organisasi, tertib berpartai,” tandas mantan Ketua Komisi I DPR RI ini.
Senada, Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar Melchias Markus Mekeng menegaskan bahwa KIB sudah terbentuk paling pertama, dan masih konsisten sampai sekarang.
“KIB inikan sebenarnya koalisi yang dibentuk paling lama sebelum ada Pak Prabowo punya, sebelum itu KIB sudah ada, masih tetap konsisten kok KIB ini,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar Melchias Markus Mekeng kepada wartawan, yang dikutip Rabu (8/3/2023).
Mekeng menyampaikan, Rommy pun belum lama ini muncul lagi di permukaan, jadi bisa saja Rommy bertemu tokoh lain lalu menyampaikan bahwa KIB ini seolah-olah sudah pecah. Padahal pernyataan itu prematur, apalagi bukan Ketua Umum (Ketum) PPP.
“Ya mungkin dia (Rommy) ketemu sama tokoh lain terus bilang seolah olah sudah pecah, itukan statement yang terlalu prematur, karena satu dia bukan seorang Ketum Partai,” ujarnya.
Sehingga, menurut Mekeng, apa yang disampaikan oleh Rommy ini tidak merepresentasikan pernyataan PPP, dan PPP di bawah kepemimpinan Plt Ketum Mardiono masih berkomitmen terhadap KIB.
“PPP kan masih tetap commit kepada KIB, kalau saya anggap statement Rommy itu politisi sesama politisi, terus ditanya wartawan ya dibuat statement itu. Tapi menurut saya itu tidak representasi dari KIB, dari PPP,” tegasnya.
Terkait capres-cawapres KIB, Mekeng memastikan bahwa KIB akan secara rutin melakukan pertemuan, apalagi masing-masing parpol sudah menunjuk koordinatornya untuk berkomunikasi secara intensif. Soal adanya gerakan di masing-masing internal parpol itu merupakan hal yang biasa, Golkar pun sejak 2019 lalu sudah mendeklarasikan Airlangga Hartarto sebagai capres.
“Nanti internal tiga itu akan duduk, akan melihat situasi lebih luas bukan hanya utk diri partainya. Kalau untuk diri partainya mungkin masing-masing tidak cukup untuk ngajuin capres. Jadi biasa-biasa aja, terlalu prematur mengatakan. KIB itu solid, Pak Rommy juga baru muncul kok di permukaan. Yang berhak ngomong itu mestinya ketumnya, soal koalisi antar Ketum, mestinya Pak Mardiono,” terang Mekeng.
Kapan target waktunya, dia menjelaskan bahwa dalam politik itu tidak ada target waktu, karena politik itu berkembang dan KIB melihat perkembangan itu.
“Kalau politik itu enggak ada target, bisa besok, bisa bulan depan, bisa 3 bulan lagi, itu politik enggak bisa diukur-ukur. Kan semua masih melihat situasi perkembangan di publik,” tandasnya.(***)
Kelompok 3 Praktikan PLKJ 34 Cibegol Targetkan Cetak Buku Bersama di Tasikmalaya
Feb 25, 2023Drawing Ditunda, Indonesia Terancam Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Mar 28, 2023Mau Tukar Uang Baru Buat Lebaran? Berikut Lokasinya di Jakarta, Bogor dan Tangerang
Mar 27, 2023
Comments 0