KOSADATA - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wahyu Dewanto mempertanyakan sistem keamanan pada bus Transjakarta. Sebab, Transjakarta telah memiliki sistem keamanan internal, yakni Satuan Pengamanan Dalam (Pamdal) yang telah dilatih dalam pelayanan pelanggan.
Namun, sistem keamanan Transjakarta masih kebobolan terbukti marak terjadi kasus pelecehan seksual di bus Transjakarta. Kini, Transjakarta melibatkan aparat TNI untuk membantu peningkatan keamanan pada layanan Transjakarta itu.
"Dari sisi saya sebagai dewan, ingin mempertanyakan bagaimana pengamanan internal (satpam/pamdal) yang selama ini berjalan di tiap-tiap bus atau halte. Apa evaluasinya terhadap kejadian yang berulang-ulang. Harus jelas tolak ukurnya," ujar Wahyu Dewanto dalam pesan singkatnya, Jum'at (3/3/2023).
Me9, faktor utama orang dalam menggunakan transport umum adalah layanan harus murah dan nyaman. Namun, dia menegaskan, Transjakarta sah-sah saja jika ingin melibatkan aparat TNI dalam peningkatan keamanan.
"Yang penting rasa nyaman harus dihadirkan bukan sekadar law inforcement. Namun, keamanan secara fisik harus terlihat, kejahatan itu ada karena adanya kesempatan. Jadi, jangan kasih ruang, begitu ada kejadian segera tindak," tegasnya.
Diakuinya, pelibatan TNI di ruang publik telah memiliki aturan tersendiri. Terutama, ungkapnya, dalam hal pemakaian atribut dan sebagainya sehingga tidak berkesan seperti siaga satu.
Sebelumnya, Transjakarta melibatkan aparat TNI untuk berpatroli di armada bus Transjakarta. Pelibatan TNI ini diharapkan bisa mengantisipasi kejadian pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta.
"Kalau selama ini petugas keamanan berjaga-jaga di halte-halte
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0