Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Selatan melaporkan lahan yang terbakar merupakan lahan berjenis gambut dengan jenis vegetasi semak belukar dan ilalang.
BNPB akan lebih fokus dalam upaya pencegahan hingga penanganan darurat bencana hidrometeorologi kering
Karhutla di wilayah itu sulit dikendalikan karena pada saat terjadi kebakaran lahan bersamaan dengan musim angin kencang, sehingga api berpotensi dapat merembet ke segala arah.
Berdasarkan analisis prakiraan musim kemarau, sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau. Puncak musim kemarau sendiri diprediksi terjadi pada bulan Agustus – September, sehingga perlu diwaspadai terjadinya karhutla.
Di lokasi lain, titik api juga terpantau merambat di pinggir jalan tol kilometer 347 Palembang Kayu Agung.
Estimasi luas kebakaran di wilayah RPH Daya sekitar 80 hektar, sedangkan kerugian material dan lingkungan masih dalam perhitungan.
Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup KLHK Rasio Ridho Sani bersama Tim Pengawas Lingkungan Hidup, menyegel langsung lahan perkebunan sawit terbakar di PT. Sampoerna Agro (PT. SA) yang berlokasi di Kecamatan Pedamaran, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan pada Rabu (04/10).
Dukungan Pertamina juga dilakukan melalui bantuan berupa selang pemadam, dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), nozzle, serta pompa pemadam. Terdapat juga 39 unit mobil dan 2 unit motor kebakaran yang dikerahkan.
MA menolak permohonan Peninjauan Kembali (PK) PT Kaswari Unggul (PT KU) dan menghukum PT KU sebesar Rp25.527.525.180,00 yang terdiri dari ganti rugi materiil Rp15.758.610.630,00, dan tindakan pemulihan lingkungan Rp9.768.914.550,00.
Pemadaman karhutla masih dilakukan di empat titik yang tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (1/11/2023).