Hujan sangat lebat juga terpantau melalui Stasiun Klimatologi Jawa Barat sebesar 148.0 mm/hari dan Stasiun Katulampa sebesar 140.4 mm/hari, di mana lokasi pengamatan stasiun hujan tersebut berada di hulu daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.
Dia menjelaskan, hujan ekstrem yang terjadi pada Februari dasarian I kemarin mencapai 100 mm/hari. Bahkan, ungkapnya, di sejumlah titik mencapai antara 400-500 mm per hari
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerjunkan petugas dan menyiagakan pompa sebagai penanganan bencana banjir akibat cuaca ekstrem tersbeut.
Menurutnya, salah satu hal yang memicu hujan ekstrem adalah "Cold Pool" yang berperan menciptakan propagasi hujan dini hari ekstrem.
Teguh Setyabudi bersama Plt. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta meninjau beberapa lokasi genangan, salah satunya di Tanjung Duren, Jakarta Barat, yang berada dekat dengan rumah pompa.
Menurut Teguh, OMC akan diterapkan jika diperlukan, berdasarkan evaluasi dan data yang ada.
Peringatan ini disampaikan menyusul deteksi adanya bibit siklon tropis 90S dan 99S di Samudra Hindia Selatan, yang dapat mempengaruhi kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia.
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dinilai berhasil mengurangi intensitas hujan yang tinggi di wilayah Jakarta pada Selasa (4/2/2025).