Miris! Angka Kematian Penyakit Tuberkulosis di Indonesia Capai 1,60 Ribu per Tahun

Abdillah Balfast
Feb 19, 2024

Tuberkulosis

KOSADATA - Tuberkulosis atau (TB) adalah penyakit menular yang ditularkan lewat batuk, bersin, berbicara dan juga bernyanyi. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis dan sudah ada sejak tahun 3000SM.

Selama bertahun-tahun, penyakit ini mengalami perkembangan dengan ditemukannya vaksin BCG untuk mengatasi hal tersebut, selanjutnya juga ada perkembangan diagnosis hingga perkembangan obat TB yang awalnya 9 bulan kini hanya 4 bulan saja.

Kendati demikian, kasus angka kematian TB di dunia masih cukup tinggi, yakni 10,6 juta per tahun, Indonesia menyumbang 10 persen, yakni 1,60 ribu per tahun. Kejadian ini tentu saja membuat Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc., Sp.P(K) miris dengan angka kematian yang cukup tinggi akibat TB.

"Ada yang jadi renungan saya, obat TB sudah ada, kuman diketahui, obat ampuh, alat diagnosisnya ada dari yang sederhana sampai yang canggih, tapi mengapa kasus TB terus meningkat," ujar dr Erlina melalui keterangannya, Senin (19/2/2024).

Dokter spesialis paru ini menambahkan meski Indonesia telah menemukan dan melaporkan kasus TB di atas 800 ribu pasien, tapi masih ada sekitar 200 ribuan pasien yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.

"Mereka batuk, bersih, bicara, itu menularkan kepada yang lain hingga kita tidak bisa memutus rantai penyakit TB ini," tambah dr Erlina.

Tak hanya itu, dr Erlina menjelaskan angka kematian juga terjadi karena total dari 800 ribuan pasien yang diobati ada beberapa diantaranya yang tidak berobat sampai selesai. Hal itu membuat bakteri dan kuman TB yang ada di dalam tubuh terus berkembang.

"Kuman TB menjadi lebih kuat dan kebal dengan obat. Ini tragedi di depan mana, kasus semakin meningkat, angka kematian juga meningkat," paparnya.

Dokter Erline melihat dari 1,60 ribu kasus kematian akibat TB di Indonesia per tahun, artinya lebih dari 16 orang per jam meninggal di indonesia karena TB. Menurutnya penyakit TB tak hanya berdampak kepada masalah medis, tapi hal-hal lainnya di segala aspek kehidupan.

"Berdampak pada ekonomi, sosial, stigma dimana-mana, diskriminasi sana sini, orang kehilangan pekerjaan, orang meninggal dunia, dikucilkan, bahkan piring gelas dipisahkan, tidak masuk akal," pungkasnya. (***)

Related Post

Post a Comment

Comments 0