Ilustrasi: Pixabay/Tumisu
KOSADATA – Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Pengguna media sosial dapat dengan leluasa membagikan berbagai aspek kehidupannya, mulai dari urusan pribadi, pekerjaan, hingga hal-hal yang terkesan sepele. Namun, tidak sedikit yang memanfaatkan platform ini untuk memamerkan kekayaan dan kemewahan. Lalu, bagaimana pandangan agama terkait perilaku pamer harta di media sosial?
Dalam Islam, pamer harta seringkali diidentikkan dengan sifat sombong yang sangat dilarang. Dalam salah satu ayat Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ
"Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri." (QS. Luqman: 18).
Lebih lanjut, terdapat hadis Rasulullah yang menjelaskan larangan berbuat sombong meski dengan memakai pakaian indah dan mahal. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ...
"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi." Dalam hadis tersebut, Rasulullah menegaskan bahwa sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain, bukan soal penampilan fisik semata.
Pamer harta juga dapat membatalkan amal perbuatan seseorang. Dalam ajaran Islam, amal yang dilakukan dengan niat riya atau untuk pamer akan mengurangi nilai pahala. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Iqna’, pamer dapat menghilangkan pahala secara mutlak.
Hal ini didasarkan pada hadis Qudsi yang menyatakan bahwa Allah tidak membutuhkan sekutu. Barang siapa beramal dengan menyekutukan-Nya, maka amal tersebut tidak akan diterima. Oleh karena itu, niat yang tulus sangat penting dalam setiap amal perbuatan.
Pamer harta tidak hanya merugikan dari sisi spiritual, tetapi juga dapat menimbulkan perasaan iri dan dengki di kalangan orang lain. Imam Nawawi dalam kitab Naṣaiḥul ‘Ibâd menyebutkan bahwa ada tiga hal yang dapat menyebabkan kehancuran bagi seseorang, salah satunya adalah membanggakan diri dengan kekayaan atau kemampuan pribadi. Perasaan sombong ini bisa merusak hubungan sosial dan spiritual.
Sebagai contoh, salah satu hadits Rasulullah SAW menyebutkan:
ثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ وَ ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ...
"Tiga hal yang dapat menyebabkan keselamatan adalah: takut kepada Allah dalam segala keadaan, kesederhanaan dalam kekayaan, dan keadilan dalam kebahagiaan maupun kesedihan. Tiga hal yang merusak adalah bakhil, mengikuti hawa nafsu, dan membanggakan diri." (Syekh Nawawi, Naṣaiḥul ‘Ibâd, hal. 51).
Secara keseluruhan, pamer harta, terutama di media sosial, bisa mengarah pada sifat sombong yang sangat dilarang dalam ajaran Islam. Selain dapat membatalkan pahala, pamer harta juga dapat merusak hubungan sosial dan spiritual seseorang. Oleh karena itu, umat Muslim diajarkan untuk selalu menjaga niat dalam setiap perbuatan dan menghindari perilaku yang dapat memicu kesombongan.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Berjiwa Besar, AHY Ucapkan Selamat untuk Anies-Cak Imin
POLITIK Sep 04, 2023
Comments 0