Di Universitas Stanford, AHY Dorong Penguatan Kerja Sama Regional ASEAN

Ida Farida
May 21, 2025

AHY menjadi pembicara utama di Universitas Standford. Foto: ist

KOSADATAMenteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), memaparkan tiga strategi utama untuk mendorong kemakmuran yang inklusif dan berkelanjutan di Asia Tenggara. 

 

Hal itu disampaikan dalam forum Southeast Asia Summit on Prosperity and Sustainability di Universitas Stanford, Amerika Serikat, Selasa (20/5/2025) waktu setempat.

 

Dalam pidatonya, AHY menekankan pentingnya integrasi antara pembangunan dan keberlanjutan. Transisi menuju energi hijau, menurut dia, seharusnya dipandang sebagai peluang, bukan beban. 

 

Ia menyoroti kebutuhan akan solusi iklim yang adil dan mudah diakses, khususnya bagi kelompok rentan seperti petani dan pekerja informal.

 

“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia telah mengadopsi strategi pembangunan yang mengedepankan ketahanan pangan, energi terbarukan, dan infrastruktur yang adaptif terhadap perubahan iklim,” ujar AHY.

 

Strategi kedua yang diusung adalah menghubungkan inovasi global dengan aksi lokal. AHY mengingatkan bahwa kemajuan teknologi, seperti kecerdasan buatan dan fintech, harus mampu menjawab kebutuhan nyata di akar rumput, bukan sekadar menghasilkan terobosan di ruang-ruang laboratorium.

 

“Teknologi harus memberdayakan manusia, bukan menggantikannya. Kita harus melibatkan komunitas dalam proses inovasi,” ucapnya.

 

AHY juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama regional sebagai strategi ketiga. Menurut dia, tantangan seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan disrupsi rantai pasok bersifat lintas batas dan memerlukan respons kolektif.

 

“ASEAN harus menjadi platform pemecahan masalah, bukan hanya forum konsensus. Kita perlu memperkuat kelembagaan, memperdalam kolaborasi antar-sektor, dan mempercepat inisiatif lintas negara,” katanya.

 

Ia juga menyerukan agar kawasan tetap berkomitmen pada multilateralisme dan perdamaian, di tengah meningkatnya rivalitas antar kekuatan global.

 

“Indonesia siap menjadi penghubung strategis dan motor penggerak pembangunan kawasan yang inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya.

 

Forum di Universitas Stanford ini turut dihadiri sejumlah tokoh, antara lain Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono, peneliti tamu di Precourt Institute Gita Wirjawan, Direktur Hoover Institution Dr. Condoleezza Rice, serta Dekan Stanford Doerr School of Sustainability Dr. Arun Majumdar.

 

Melalui pendekatan tiga strategi tersebut, AHY optimistis Asia Tenggara dapat membangun masa depan yang tangguh dan merata, di mana kemakmuran dan keberlanjutan tidak lagi berjalan terpisah.***

 

Related Post

Post a Comment

Comments 0