|

Kerancuan Berpikir dan Arogan, Tanda-tanda Jahiliyah Mendekati Anda

Ida Farida
Feb 05, 2023
0
1 minute

KOSADATA - Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal mengungkapkan sejumlah ciri-ciri jahiliyah kembali lagi di era modern seperti saat ini. Dalam tradisi Islam, istilah Jahiliyah didefinisikan pada keadaan masyarakat Arab sebelum diutusnya Nabi Muhammad Saw.

Di masa Jahiliyah itu, kebodohan dan berbagai hal buruk yang jauh dari pedoman moral ketuhanan dan menodai nilai kemanusiaan tersebar. Menurutnya, Allah mewahyukan di dalam Alquran tentang empat ciri/tanda Jahiliyah.

“Hanya empat makna di dalam Alquran, tidak ada yang kelima,” ujar Fathurrahman dilansir laman Muhammadiyah, Minggu (5/2/2023).

Dalam Tabligh Akbar Musywil Muhammadiyah Kalimantan Barat ke-15 di aula Universitas Muhammadiyah Pontianak, Fathurrahman Kamal mengungkapkan empat ciri Jahiliyah yang mungkin terjadi pasca diutusnya Rasul Muhammad Saw.

Ciri pertama, adalah distorsi epistemologis atau kerancuan cara berpikir. Hal ini disebutkan Allah dalam Surat Ali Imran ayat 154, terkait makna ẓannal-jāhiliyyah (prasangka Jahiliyah).

“Cara berpikir yang salah, itulah yang melahirkan suatu sistem yang menyengsarakan masyarakat kita. Yang membuat dekadensi moral karena salah cara berpikir cara mengambil kebijakan di negeri kita,” kata Fathurrahman.

Contoh dari prasangka Jahiliyah ini, kata dia juga merebak dalam berbagai sikap permisif di masyarakat Islam seperti menganggap kalau seks bebas itu boleh asal suka sama suka, homoseks perlu dilegalkan demi menjaga hak asasi manusia, hingga agama apapun hakikatnya sama demi menjaga koeksistensi. “Itu semua kekacauan epistemologis,” tegasnya.

Ciri kedua, adalah jahiliyah dalam tradisi dan hukum (hukmul Jahiliyah). Alquran menjelaskan dalam Surat Al-Maidah ayat 50. Menurut Fathurrahman, ciri ini dicontohkan pada kehidupan oligarkis.

“Masyarakat yang kuat memakan yang lemah, yang kaya mengeksploitasi yang papa. Itu tradisi masyarakat Arab Jahiliyah. Hukum tidak lagi melahirkan kemaslahatan bagi masyarakat. Tapi hukum dipermainkan. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Itu tradisi jahiliyah, di politik juga sama,” jelasnya.

Ciri ketiga, adalah jahiliyah dalam aspek kebudayaan (tabbarujal jahiliyah). Alquran menegaskan dalam Surat Al-Ahzab ayat 33.

Ciri keempat, adalah jahiliyah dalam psikologis dan kepribadian manusia yang arogan (hammiyatal jahiliyah). Alquran menjelaskan dalam Surat Al-Fath ayat 26.

“Ini masalah psikologis kepribadian manusia yang sudah terdistorsi, rusak. Bangunan kepribadian ini rusak. Ada yang disebut dengan rasialisme, fanatisme, dan lain-lain, orang bisa saling merendahkan hanya karena berbeda kelompok, orientasi politik dan perbedaan apapun,” imbuhnya.

Untuk mengatasi empat ciri Muhammadiyah ini, Muhammadiyah menurut Fathurrahman telah memiliki pedoman, yakni Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).

“Maka kalau kita Muhammadiyah ingin memajukan Kalimantan ini, kita harus siap hijrah, move on dari tradisi jahiliyah epistemologis dan cara berpikir menuju tradisi ilmu dan tauhid. Dari tradisi hukum yg anti kemanusiaan dan anti Tuhan, kita harus berani menegakkan al hukmul ilahi. Hukum manusia sehebat apapun, dia tetap produk manusia, kalau tidak dibimbing wahyu dia akan menyengsarakan kehidupan kita. Dan kejahiliyahan budaya, kita harus berani menggantinya dengan al akhlak Islamiyah,” tutupnya. ***

Related Post

Post a Comment

Comments 0

Trending Post

Latest News