LSI Denny JA Beberkan Empat Alasan Tingkat Elektabilitas Ganjar-Mahfud Merosot

Ida Farida
Nov 20, 2023

LSI Denny JA merilis hasil survei baru, tingkat elektabilitas Ganjar-Mahfud mengalami penurunan. Foto: Twitter Ganjar Pranowo

KOSADATA - Lembaga Survei, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny Januar Ali (Denny JA) merilis hasil survei terbaru yang dilakukan pada dilakukan pada tanggal 6 - 13 November 2023. Hasilnya, Prabowo – Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 40.3%.

Posisi kedua adalah Ganjar – Mahfud dengan elektabilitas sebesar 28.6%. Posisi ketiga adalah Anies – Muhaimin dengan 20.3%. Sebesar 10.8% menyatakan belum memutuskan/rahasia/tidak tahu/tidak jawab.

Pembicara LSI Denny JA, Adjie Al Faraby menjelaskan, tingkat elektabilitas Ganjar - Mahfud kali merosot drastis. LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (𝘧𝘢𝘤𝘦 𝘵𝘰 𝘧𝘢𝘤𝘦 𝘪𝘯𝘵𝘦𝘳𝘷𝘪𝘦𝘸) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia dengan 𝘮𝘢𝘳𝘨𝘪𝘯 𝘰𝘧 𝘦𝘳𝘳𝘰𝘳 survei ini sebesar 2.9%.

Dalam kesempatan itu, Adjie membeberkan 4 alasan yang menyebabkan elektabilitas Ganjar-Mahfud mengalami penurunan.

"Pertama: blunder kubu Ganjar (PDIP). Semakin menyerang Jokowi, semakin pendukung Jokowi pergi dari Ganjar. Kubu Ganjar agaknya tak menyadari. Mayoritas pemilih Ganjar itu adalah mereka yang menyukai dan mengidolakan Jokowi," ujar Adjie di Jakarta, Senin (20/11/2023).

Dengan kubu Ganjar dan PDIP, juga simpatisannya menyerang Jokowi, ungkapnya, justru membuat pendukung Jokowi di Ganjar - Mahfud pergi dan pindah mendukung pasangan Capres-Cawapres lain.

"Itu blunder terbesar kubu Ganjar yang tak menyadari efek Jokowi bagi elektabilitas Ganjar- Mahfud," ucapnya.

Pada bulan Oktober 2023, tuturnya, pemilih yang puas terhadap Jokowi yang memilih Ganjar – Mahfud sebesar 39.4%. Saat ini bulan November 2023, pemilih yang puas terhadap Jokowi yang memilih Ganjar – Mahfud sebesar 31.9%. Terdapat penurunan sebesar 7.5%.
Alasan kedua adalah basis Ganjar di Jawa Tengah semakin direbut Gibran. Pada bulan Oktober 2023, pemilih Ganjar – Mahfud di Jawa Tengah sebesar 70.1%. Saat ini, November 2023, pemilih Ganjar – Mahfud sebesar 61.8%. Di sisi sebaliknya, terdapat kenaikan dukungan untuk Prabowo – Gibran di Jawa Tengah.

Pada Oktober 2023, elektabilitas Prabowo – Gibran di Jawa Tengah sebesar 10.7%. Saat ini di bulan November 2023, elektabilitas Prabowo - Gibran mengalami kenaikan signifikan menjadi 24.6%.

"Jawa Tengah adalah basis terbesar suara Ganjar. Tapi ketika menang Pilkada di Jateng tahun 2018, dukungan pada Ganjar hanya 58,78 persen. Sementara Jokowi menang di Jawa Tengah pada Pilpres 2019 sebesar 77,29 persen," katanya.

Jokowi lebih populer dan mengakar di Jawa Tengah dibandingkan Ganjar. Gibran dapat merepresentasikan Jokowi lebih kuat dibandingkan Ganjar di Jawa Tengah. Kini secara perlahan, Gibran sudah mulai mengikis suara Ganjar di Jawa Tengah.
Hal ketiga, ungkap Adjie, adalah 10 tahun di bawah kepemimpinan Ganjar, Jawa Tengah masih menjadi provinsi termiskin kedua di pulau Jawa. Jejak Ganjar soal kemiskinan di Jawa tengah di bawah kepemimpinannya menjadi percakapan publik. Di saat yang bersamaan, lebih dari 60 persen publik menyatakan bahwa isu ekonomi merupakan isu yang paling penting.
"Keempat: Isu Ganjar sebagai petugas partai tetap mengganggu citra seberapa kokoh ia menjadi presiden, yang mandiri. Jika presiden menjadi petugas partai, dikhawatirkan Ganjar hanya menjadi boneka Megawati, dan kebijakan negara hanya menjalankan kepentingan partai yang menugaskannya," ungkapnya.

Data menunjukkan semakin banyak publik yang mengetahui Ganjar hanyalah petugas partai. Di bulan Agustus 2023, yang tahu Ganjar petugas partai sebanyak 28,9%. Kini di bulan Nov 2023, yang tahu menaik hingga 40,6%.***

Related Post

Post a Comment

Comments 0