Foto: kosadata
“Bisa panjat tebing, liat mata air dari dekat,” tutur Muliadi, penjaga sekaligus penjual tiket wisata yang setiap hari setia melayani wisatawan.
Muliadi bercerita, sejak dibuka untuk umum tiga bulan lalu, jumlah pengunjung meningkat pesat. “Kalau hari biasa bisa sampai 700 orang, apalagi kalau musim panas atau libur panjang,” ujarnya sambil mengatur antrean pengunjung yang ingin membeli tiket.
Biaya masuknya pun terbilang murah — hanya Rp 2.000 untuk kebersihan, dengan tambahan Rp 2.000 untuk parkir motor dan Rp 10.000 untuk mobil.
Meski baru dibuka, pengelola terus berbenah. Beberapa kolam tambahan tengah dibangun, dan rencana jangka panjangnya termasuk pembuatan waterpark dan homestay bagi wisatawan yang ingin menginap lebih lama.
“Masih terus berprogres, tapi kami ingin tempat ini jadi ikon wisata air di Lombok Timur,” kata Muliadi penuh semangat.
Menjelang sore, sinar matahari menyusup lembut di antara dedaunan, menimbulkan pantulan cahaya di permukaan air. Pengunjung perlahan beranjak pulang, meninggalkan riak-riak kecil yang perlahan mereda. Pancor Kopong mungkin belum sepenuhnya rampung, tapi pesonanya sudah terasa utuh — sejuk, jernih, dan menenangkan. Sebuah potongan kecil surga yang menanti untuk dijaga dan dinikmati dengan hati-hati.***
Update terus berita terkini KOSADATA di Google News.
Comments 0