Perlukah Kita Memperingati Maulid Nabi? Berikut Penjelasan Ketua Baitul Muslimin DKI Jakarta Haji Rasyidi

Potan Ahmad
Sep 21, 2023

Ketua Baitul Muslimin DKI Jakarta, Haji Rasyidi.

KOSADATA - Umat Islam akan segera merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah. 

Maulid Nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.

Dalam kalender Masehi, Maulid Nabi pada tahun 2023 ini akan jatuh pada hari Kamis 27 September. 

Ketua Baitul Muslimin DKI Jakarta, Haji Rasyidi menjelaskan, Maulid Nabi dalam bahasa Arab: مولد النبي‎, Mawlid an-Nabī, merupakan sebuah peringatan hari lahir dari Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal

"Jadj dalam penanggalan tahun hijriyah bulan Rabiul Awal, merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad, diperingati oleh mayoritas umat muslim yang ada di dunia, termasuk di Indonesia," ujar Rasyidi saat berbincang dengan KOSADATA.COM, Rabu (20/9/2023). 

Menurut wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta ini, bulan Rabiul Awal merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada 12 Rabiul Awal

"Di tanggal tersebut umat muslim seluruh dunia akan merayakannya dengan berbagai tradisi dan kegiatan keagamaan. Dalam kalender Hijriah, bulan Rabiul Awal merupakan bulan ketiga," katanya. 

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Kyai ini menerangkan, peringatan Maulid Nabi adalah salah satu momen yang paling dinanti bagi umat Islam. 

"Maulid Nabi tentunya menjadi momentum untuk mengirimkan selawat kepada Nabi Muhammad SAW," terangnya. 

"Hikmahnya, umat Islam jadi terdorong mengamalkan banyak selawat dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan mendapat syafaat Nabi. "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi," sambungnya. 

Sementara berbicara tentang dasar bagi kaum muslimin memperingati Maulid Nabi, Kyai Rasyidi menyebut dalam Al Quran sudah tertuang dalam surat Yunus ayat 58.

"Dalil yang menjadi dasar peringatan Maulid Nabi adalah Surat Yunus ayat 58. Qul bifalillhi wa biramatih fa bilika falyafra, huwa khairum mimm yajma'n," ujarnya. 

"Nah disitu sudah jelas, dimana artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” imbuh Kyai Rasyidi

Nabi Muhammad diangkat menjadi utusan Allah SWT

Kisah Maulid Nabi tentu tak mungkin melewatkan saat diangkat menjadi utusan Allah SWT. 

Mengutip artikel dari detik.com dengan judul 'Peringatan Maulid Nabi, Kisah Rasulullah Mulai Lahir hingga Wafat'. 

Dalam artikel itu, Prof Thomas mengutip Jabir dan Ibnu Abbas yang menyatakan peristiwa tersebut terjadi pada 12 Rabiul Awal.

"Tahun kejadiannya saat Nabi berusia 41 tahun atau tahun gajah ke-41, yang ditulis sebagai tahun -13 H. Hari dan bulannya tidak ada kesepakatan. Dengan pendapat Jabir dan Ibnu Abbas, pengangkatan terjadi pada Senin 24 Februari 609 M," kata Prof Thomas.

Peristiwa pengangkatan Muhammad sebagai nabi dan rasul memiliki beberapa versi. Selain Jabir dan Ibnu Abbas, Hasbi Ash Shiddieqy menyatakan pendapatnya dalam pengantar Tafsir Al Bayaan.

"Rabiul Awal adalah saat turunnya ayat nubuwah (pengangkatan sebagai nabi). Lima ayat pertama dalam surat Al Alaq turun pada bulan Rabiul Awal. Kemudian ayat risalah (pengangkatan sebagai rasul) turun pada 17 Ramadhan berupa beberapa ayat awal surat Al Muddatstsir," ujar Prof Thomas.

Related Post

Post a Comment

Comments 0