Strategi Hilirisasi dan FDI: Membangun Ekonomi Berkualitas di Global South

Dian Riski
Sep 05, 2024

Caption Foto: Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional PPN/Bappenas 2016-2019 sekaligus Profesor Ekonom Universitas Indonesia, Bambang Brodjonegoro (tengah) hadir di sesi paralel tematik rangkaian High-

KOSADATA – Sesi paralel tematik rangkaian High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 menyoroti pentingnya kemitraan multipihak dalam mendorong nilai ekonomi yang lebih tinggi di tingkat regional, terutama bagi negara-negara berkembang.

Sesi yang digelar Selasa (3/9/2024) dan mengangkat tema “Innovate to Elevate: Multi-Stakeholder Partnerships for Promoting Higher Economic Value at the Regional Level” tersebut menghadirkan Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional PPN/Bappenas 2016-2019 sekaligus Profesor Ekonom Universitas Indonesia, Bambang Brodjonegoro.

Pada kesempatan tersebut Bambang pun menegaskan negara-negara berkembang yang kaya sumber daya harus lebih proaktif dalam mengatasi kekurangan modal, teknologi, dan sumber daya manusia.

“Tujuannya adalah untuk mengubah potensi sumber daya alam menjadi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.

Bambang menggarisbawahi bahwa investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dapat menjadi alat penting bagi negara berkembang untuk memproses sumber daya alam mereka.

Namun begitu pemerintah perlu selektif dalam mengundang jenis FDI yang masuk agar tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya tanpa menambah nilai ekonomi.

“Evaluasi terhadap FDI yang masuk sangat penting, dan ini adalah pendekatan yang sedang dilakukan Indonesia melalui program hilirisasi. Sebagai contoh, investor yang mengolah nikel kita tidak hanya mendapatkan akses bahan mentah, tetapi juga diminta untuk mengembangkan produk hilir seperti baja tahan karat atau baterai EV. Inilah yang dimaksud dengan menciptakan nilai tambah,” jelas Bambang.

Bambang juga menekankan pentingnya adopsi teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Global South.

Menurutnya, investasi dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), serta penelitian dan pengembangan (R&D) sangat penting untuk menciptakan tenaga kerja yang produktif dan inovatif.

“Untuk mendorong produktivitas, kita perlu mengadopsi


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0