Stunting di Jabar Turun Drastis! Ini Jurus Dinkes dan Deretan Program Uniknya

KOSADATA — Prevalensi stunting di Provinsi Jawa Barat menunjukkan tren positif. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Jawa Barat turun menjadi 15,9 persen. Capaian ini menandai penurunan sebesar 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Penurunan ini diumumkan dalam kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) di Kantor Bappeda Provinsi Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Vini Adiani Dewi, menyebut capaian tersebut merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah provinsi hingga desa. 

“Ini bukan sekadar angka, tapi bukti bahwa intervensi mulai dari edukasi gizi, layanan kesehatan ibu dan anak, hingga perbaikan sanitasi telah membawa hasil,” ujar Vini yang juga menjabat Wakil Ketua Harian Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Barat, Kamis, 5 Juni 2025.

Apresiasi serupa disampaikan Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Jabar, Anne Carolina, mewakili Kepala Bappeda selaku Ketua Harian TPPS. Ia mengungkapkan, capaian ini tidak lepas dari peran aktif seluruh pemangku kepentingan. 

“Atas nama Pemprov Jabar, kami ucapkan terima kasih atas kontribusi semua pihak dalam menurunkan angka stunting,” katanya.

Pemprov Jawa Barat memang mengandalkan beragam inovasi program dalam upaya percepatan penurunan stunting. Beberapa di antaranya seperti Buku Saku Penanganan Stunting, Tim LO Stunting ke 27 kabupaten/kota, KKN Tematik Stunting, hingga forum diskusi daring bertajuk ODADING (Obrolan Daring Stunting).

Tak hanya itu, inovasi berbasis digital juga diterapkan melalui RATAS Stunting SPBE yang mengintegrasikan data berbasis sistem elektronik. 

Adapun program kampanye kesehatan masyarakat seperti GEMAZ (Generasi Emas Bebas Anemia dan Zero Stunting), MORING (Monitoring Rutin Aksi