Tips Hindari Hipertensi Saat Konsumsi Daging Kambing

Ida Farida
Jun 27, 2023

KOSADATA - Daging kambing menjadi salah satu bahan makanan yang cukup popular dan digemari oleh masyarakat di Indonesia. Terlebih, saat Hari Raya Iduladha.

 

Tapi tidak bagi mereka yang menderita hipertensi. Mereka memilih menjauh dari jenis daging yang satu ini demi bisa menjaga tekanan darah tetap stabil. Benarkah anggapan ini?

 

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, memang menjadi salah satu jenis penyakit tidak menular yang perlu diwaspadai. Tekanan darah yang tidak terkendali bisa memicu beragam komplikasi penyakit, mulai dari gagal ginjal, diabetes, jantung hingga stroke. 

 

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari KlikDokter, dr Alvin Nursalim SpPD menerangkan opini atau anggapan masyarakat tentang daging kambing dan hipertensi memang ada benarnya. Tetapi, anggapan tersebut akan terwujud jika konsumsi daging kambing dilakukan dalam jumlah besar. "Saya rasa untuk konsumsi satu porsi dan sesekali saja tidak masalah," ujar dr Alvin belum lama ini.

 

Menurut Alvin, masyarakat Indonesia harus memahami bahwa konsumsi makanan apapun yang berlebihan akan selalu menimbulkan dampak negatif untuk kesehatan. Termasuk, dengan mengonsumsi daging kambing.

 

Alvin menyarankan, agar daging kambing tetap bisa dinikmati khususnya oleh penderita hipertensi, selain jumlah yang dikonsumsi tidak berlebihan, masyarakat juga sebaiknya memperhatikan cara masak olahan daging kambing. 

 

Biasanya, kuliner dari daging kambing yang ada di Indonesia, sebagian besar dimasak dengan cenderung memakai banyak garam dan minyak goreng serta santan. Seperti berupa gulai atau kari kambing. Cara masak demikian akan menyebabkan tubuh mendapat asupan kolesterol dan garam yang berlebihan. Sementara, daging kambing sendiri sudah mengandung kolesterol atau lemak yang tinggi, jelas dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

 

Selain penggunaan bumbu penyedap rasa berlebihan, cara masak daging kambing dengan teknik dibakar atau dipanggang juga bisa menimbulkan masalah kesehatan bagi yang mengonsumsinya. Hal itu, karena teknik memasak seperti itu, memerlukan penggunaan mentega, minyak goreng, atau margarin yang sudah mengandung banyak lemah jenuh.

 

Dengan cara masak seperti itu, maka daging kambing yang diolah akan meningkatkan kalori dan lemak jenuh yang terkandung dalam daging kambing. Kalau olahan daging kambing seperti itu banyak dikonsumsi, maka lemak jenuh yang ada di dalamnya akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi dan stroke.

 

Dia juga mengatakan, selain tak berlebihan, konsumsi daging kambing bisa tetap aman untuk kesehatan selama tidak dilakukan secara bersamaan dengan konsumsi jeroan, babat, otak, dan usus dari daging kambing. Hal itu, karena daging kambing mengandung kalori lebih sedikit dibanding daging sapi. 

 

Agar dampak negatif tersebut tidak dirasakan tubuh manusia, Alvin menyarankan masyarakat Indonesia bijak dalam mengonsumsi daging kambing dan sebaiknya menerapkan pola makan yang sehat. Kemudian, perbanyak juga makanan sehat seperti sayur dan buah, serta tidak lupa untuk berolah raga secara teratur.

 

Diketahui, seperti halnya daging sapi, daging kambing juga mengandung kalori, kolesterol, dan lemak. Untuk setiap 100 gram daging kambing, terkandung 109 kalori dengan 57 miligram kolesterol dan 2,3 gram lemak. Dibandingkan daging sapi, jumlah tersebut jauh lebih sedikit. Dalam jumlah yang sama, daging sapi mengandung 250 kalori, 89 mg kolesterol, dan 15 gram lemak. Jadi kesimpulannya, mengonsumsi daging kambing tetaplah menyehatkan jika tidak dikonsumsi dengan jumlah berlebihan. ***

Related Post

Post a Comment

Comments 0