KOSADATA - Setelah kisruh dugaan korupsi bansos Covid-19 di Perumda Pasar Jaya, kini giliran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta yang bergerak dalam bidang pangan, PT Food Station Tjipinang Jaya jadi sorotan usai disidak oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso.
Budi Waseso atau Buwas pada Jumat (3/1) kemarin menemukan sejumlah barang yang diduga menjadi bukti adanya dugaan pengoplosan beras. Buwas meminta Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo untuk bertindak tegas kepada pedagang yang berada di bawah naungan FS itu.Â
"Saya minta kebijakannya dari Food Station. Ini bukan cari kesalahan, tetapi untuk perbaikan supaya masyarakat tidak dirugikan," kata Buwas dikutip Sabtu (4/1/2023).
“Ini kan wilayah Food Station dia yang punya tanggung jawab. Di sisi lain ada Satgas Pangan, kalau seperti ini yang terjadi akan mubazir,†lanjutnya.
Diketahui dari berbagai sumber, saat sidak di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Buwas menemukan tumpukan beras Bulog yang berisikan beras merek lain.Â
"Ini kan karung beras komersil premium. Bisa jadi mereka mindahin dari karung Bulog ke karung yang mereknya beda. Ini salah satu buktinya ada banyak kemasan," ujar Buwas.
Buwas menduga beras dari Bulog sengaja dipindahkan ke kemasan merek lain dengan label beras kualitas premium. Sehingga, beras Bulog yang seharusnya dijual maksimal Rp 8.900 di Pasar Induk Cipinang melonjak hingga Rp 12.000 per kilogram.Â
Terkait penanganan kasus pengoplosan beras itu, Buwas pun berencana menjadikan temuannya itu sebagai alat bukti yang akan dilaporkan ke Satgas Pangan Bareskrim Polri yang berwenang melakukan penyelidikan.
Buwas mengaskan, dugaan pengoplosan beras operasi pasar lalu dijual sebagai beras premium lokal patut diselidiki, agar beras diimpor pemerintah dapat efektif menurunkan harga di pasaran.
“Ini bukan tugas saya, tugasnya nanti adalah Satgas Pangan. Kemungkinannya seperti itu. Kalau curiga boleh dong, karena itu kan tumpukan banyak. Faktanya seperti itu,†tandas Buwas.
Dia menegaskan, temuan ini masih dugaan karena perlu uji laboratorium untuk memastikan bahwa isi karung beras lokal tersebut merupakan beras hasil impor pemerintah untuk operasi pasar.
Karena saat hendak menginformasi temuan dugaan oplos ke pedagang yang memiliki gudang tersebut, sang pemilik justru tidak berada di lokasi sehingga hanya membawa sampel beras untuk diuji.
“Tadi pedagangnya enggak ada, saya mau beli. Beli mau saya cek di laboratorium. Ini yang tanggungjawab Food Station. Karung-karung bekas banyak (kosong),†pungkasnya.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0