"Beliau mengakui mengenal banyak pemulung di tempat pembuangan sampah Galur. Tetapi ketika ditanya apakah mereka miskin ekstrem, Pak Husnan mengatakan tidak," sebutnya.
"Pak Husnan sendiri tidak setuju dengan istilah miskin ekstrem, menurutya istilah ini ambigu. Mengapa? Karena, menurut Pak Husnan para pemulung ini kebanyakan berpenghasilan di atas Rp. 50.000 ke atas/hari," sambungnya.
Nova menuturkan, para pemulung tersebut bisa mengumpulkan 30 kg sampah per hari meskipun harga jual sampah bisa berbeda-beda. Umumnya, lanjut Nova, yang dikumpulkan adalah sampah botol plastik kardus, besi tua, dan kertas.
"Pak Husnan heran Masih ada yang penggolongan masyarakat miskin ekstrem. Kata Pak Husnan, para pemulung memang miskin tetapi bukan miskin ekstrem," tandasnyaÂ
"BPS kemana? mestinya turun langsung, blusukan ke lapangan sebelum mendata masyarakat miskin. BPS juga perlu mengkaji dan mengevaluasi kembali sampel di lapangan sehingga kredibilitas data terjamin akurasinya," pungkasnya.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Berjiwa Besar, AHY Ucapkan Selamat untuk Anies-Cak Imin
POLITIK Sep 04, 2023
Comments 0