KOSADATA - Event motor trail di Ranca Upas, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung membuat kawasan lingkungan nan asri kini rusak parah. Sebuah Rawa yang tumbuh bunga langka, kini menjadi mirip kubangan lumpur babi-babi hutan.
"Touring komunitas motor trail merusak bunga Edelweis Rawa di Ranca Upas. Beli motor trail cuma mau jadi babi hutan main kubangan lumpur dan ngerusak bunga edelweis rawa di Ranca Upas kah??," tulis pengguna twitter @MrBekalicky89, dikutip Rabu (8/3/2023).
Tidak hanya ditwitter, kerusakan Ranca Upas imbas event motor trail itu juga ramai di tiktok. Adalah Mang Umprit, melalui akun @mangumprit_mangprang79 mengunggah video marah-marah karena kerusakan lingkungan. Bunga Rawa yang ditanamnya rusak semua terlindas motor trail.
"Anda tidak cinta lingkungan. Anda pure-nya hanya ke bisnis. Tidak peduli lingkungan. Ini namanya bunga Rawa, tumbuhnya hanya di dua tempat, di Ranca Upas dan Kamojang Garut. Saya sengaja tanam, kini semua rusak," kata Umprit.
Tidak hanya warga, peserta event motor trail juga kecewa atas acara itu. Mereka bahkan membakar hadiah, 2 sepeda motor matic dan 1 motor trail di depan panggung acara.
Menurut Pengelola Ranca Upas, Riki Setiadi, kegiatan tersebut diselenggarakan oleh panitia dari komunitas PMK sama Tramax. Dia menjelaskan, pembakaran hadiah berupa sepeda motor tersebut bermula saat panitia memungut peserta dengan harga Rp 200 ribu per orang. Harga tersebut telah termasuk tiket, makan, dan air mineral.
Setelah itu para peserta langsung mulai berlomba pada Minggu, (5/3/2023) pukul 08.00 WIB. Namun kondisi di jalur track tidak ditemui panitia.
"Ternyata, kan startnya jam 8 pagi, di jalur juga si panitia emang gak ada. Petunjuk arah juga gak ada, harus kemana-kemana. Jadi ada yang nyasar juga ke MT juga. Jadi gak beraturan, gak sesuai. Seharusnya panitia ada yang standbye di jalur. Terus petunjuk arah jelas kemana-kemananya. Ini mah malah gak ada," kata Riki seperti dilansir detik.
Riki menjelaskan beberapa peserta ada yang sampai kembali ke Ranca Upas. Tetapi saat sampai di finish para peserta tidak diberikan makan. Sehingga mereka langsung meluapkan emosinya.
"Pas peserta balik ke finish sekitar jam 4an atau jam 5an, memang saya lihat nasi ada, memang gak seimbang dengan kondisi orang atau peserta. Jadi kekecewaan dari peserta. Sampai membakar motor bekas sebanyak 3 unit milik panitia," ucapnya.
"Soalnya gak ada kejelasan dari panitia. Panitia gak ada di lapangan, sehingga emosi para peserta memuncak. Akhirnya kan masalahnya mah satu, masalah nasi, kedua di jalur gak ada panitia, dan petunjuk arahnya gak jelas," tambahnya.
Riki menambahkan dalam data peserta yang tercatat sebanyak 1600 peserta. Namun pada saat yang datang melebihi jumlah tersebut.
"Kata panitia itu yang datang sampai 2000 orang. Kalau peserta datangnya di malam minggu. Jalurnya ke Rancaupas," ungkapnya.***
Kelompok 3 Praktikan PLKJ 34 Cibegol Targetkan Cetak Buku Bersama di Tasikmalaya
Feb 25, 2023Mau Tukar Uang Baru Buat Lebaran? Berikut Lokasinya di Jakarta, Bogor dan Tangerang
Mar 27, 2023
Comments 0