Gabus Pucung, Kuliner Betawi Penurun Kolesterol

KOSADATA - Gabus pucung, kuliner khas Betawi diyakini bisa menurunkan kolesterol hingga gatal-gatal. 

 

Sebabnya, buah pucung (kluwek) yang terkandung dalam sajiannya diyakini berkhasiat untuk mengobati rematik, menghilangkan gatal-gatal pada kulit, melancarkan haid, mengatasi kolesterol tinggi dan sebagai obat tidur.

 

Bagi masyarakat Betawi, gabus pucung bukan sekadar lauk untuk makan tapi juga menjadi bagian dari tradisi nyorong, membagi-bagikan makanan. Dalam tradisi masakan ini kerap diberikan sebagai hantaran anak kepada orang tua dan menantu kepada mertua. 

 

Gabus pucung nikmat disantap bersama nasi putih hangat. Tekstur kuahnya mirip rawon. Warna hitamnya berasal dari pucung atau kluwek. Kuahnya yang gurih berasal dari kemiri, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit dan daun salam. Sebagai penikmatnya biasa ditambahkan cabe utuh, daun bawang yang dipotong-potong dan sereh. Rasa asin, gurih dan pedas paling dominan.

 

Sayangnya, kini di Jakarta sendiri sulit menemukan warung makan yang menyajikan gabus pucung. Sebaliknya, justru lebih mudah mendapatkannya di pinggiran Jakarta seperti di Pondok Cabe, Pamulang, Ciputat (Tangerang), Sawangan (Depok), Bekasi dan Bogor. 

 

Maklum untuk mendapatkan ikan gabus di Jakarta memang tidak mudah. Gabus sepertinya lenyap dari ekosistemnya. Salah satu rumah makan gabus pucung di Bekasi misalnya mengaku mendatangkan gabus dari Bandung. 

 

Padahahal sebelumnya ketika Jakarta masih dipenuh rawa dan sawah, ikan yang punya nama latin Channastriata ini melimpah. Begitu juga pohon pucung (pangium edule) yang tumbuh subur di pinggiran pekarangan rumah penduduk atau di pinggiran Sungai Ciliwung. Itu sebabnya, gabus pucung merupakan makanan sehari-hari masyarakat Betawi.

Berbagai literatur menyebut ikan gabus memiliki khasiat untuk kesehatan manusia. Peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memastikan ekstrak ikan gabus bisa