Hajat Sasih Kampung Naga dan Pesan di Balik Makanan Ditutup Daun

Peri Irawan
Jul 01, 2023

KOSADATA - Perempuan-perempuan berpakaian sederhana itu datang beriringan sambil membawa gendongan yang berisi tumpeng, lengkap dengan berbagai lauk. Mereka berjalan di bawah rintik gerimis, menapaki tanah Kampung Naga yang basah, lalu berkumpul di dekat masjid atau teras rumah.

 

Sejak malam hingga pagi, kampung adat yang berada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, itu tak henti diguyur hujan. Reda sebentar, kemudian turun hujan lagi.  

 

Namun, kondisi itu tidak menyurutkan warga Kampung Naga untuk melangsungkan ritual Hajat Sasih, Kamis, 29 Juni 2023. Begitupun dengan warga sanaga atau mereka yang tinggal di luar Kampung Naga, seperti para perempuan pembawa gendongan itu. Hujan bukan alasan bagi mereka untuk tidak menggelar upacara turun-temurun itu.

 

Ucu Suherlan, Juru Pelihara Kampung Naga, menjelaskan, upacara Hajat Sasih rutin digelar enam kali dalam setahun, yakni di bulan Muharam, Rabiulawal, Jumadilakhir, Syakban, Syawal, dan Zulhijah.

 

“Hajat Sasih dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Allah Subhanahu wata’ala atas kelancaran rezeki dan kesehatan. Selain itu, merupakan ajang silaturahmi warga Kampung Naga dan sanaga, sehingga tali kekeluargaan kami semakin erat,” tutur Ucu saat diwawancara pada Jumat, 30 Juni 2023.

 

Pria yang juga dipercaya menjadi ketua Himpunan Pramuwisata Kampung Naga itu memaparkan esensi dan prosesi dari Hajat Sasih. Selain wujud syukur kepada Yang Maha Kuasa, termasuk memeringati hari-hari besar Islam, Hajat Sasih juga merupakan bagian dari ikhtiar sadar dalam menjaga nilai-nilai luhur yang telah diwariskan para pendahulu.

 

Tak heran, dalam Hajat Sasih ada ziarah ke makam Eyang Singaparna yang merupakan leluhur Kampung Naga. Sebelum


1 2
Post a Comment

Comments 0