Fransiscus Go, Foto: Ist
KOSADATA - Tokoh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Go menilai bahwa program Food Estate, atau pengembangan pangan secara terintegrasi yang tengah digencarkan oleh pemerintah Indonesia merupakan upaya nyata dalam mewujudkan ketahanan melalui pemanfaatan lahan yang sudah lama tertidur, alias tidak produktif.
Menurutnya, pengelolaan lahan atau alam melalui peningkatan produksi pangan dengan melibatkan warga setempat adalah bagian dari pembentukan peradaban baru masyarakat yang visioner dalam mencapai kesejahteraan, serta memiliki kecintaan terhadap alam dan lingkungan sekitar.
"Pemerintah berupaya membuat food estate agar lahan yang luas dan tidur tersebut bisa menghasilkan. Menghasilkan nilai ekomonis tidak berarti tidak ekologis, melainkan mentalitas dan praksis di lapangan. Bagaimana menggapai kesejahteraan tanpa merusak alam? Modal awal ialah membangun peradaban cinta lingkungan hidup," ujar Fransiscus Go dalam keterangannya, Kamis (18/4/2024).
Pria yang akrab disapa Frans itu menjelaskan, mengelola alam adalah panggilan manusia. Menurutnya, manusia tidak bisa hidup tanpa mengolah alam. Tetapi sistem dan cara pengolahan bagaimana menjadi penting. Pasalnya, kata Frans, jika manusia mengolah alam tidak sungguh-sungguh, berarti belum serius dan belum ekologis.
"Potret kemiskinan di daerah Indonesia, utamanya wilayah timur merupakan hasil tata kelola alam yang belum optimal. Masih banyak lahan kosong yang dibiarkan tidur, tidak ditanami dan tidak dikelola untuk kesejahteraan," kata bakal calon Gubernur NTT tersebut.
Pemerhati pendidikan dan ketenagakerjaan ini menjelaskan bahwa berbagai masalah iklim dan
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0