Akibat El Nino, sawah Rorotan di Jakarta Utara mengalami kekeringan. Foto: BJ
KOSADATA - Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Maju, Sirojuddin Abbas meminta Pemprov DKI Jakarta memaksimalkan pengairan lahan sawah garapan seluas 300 hektar di Rorotan, Jakarta Utara untuk mengantisipasi kekeringan akibat fenomena El Nino.
"Jakarta memiliki lahan pertanian yang luas di Jakarta Utara mencapai 300 hektare. Harapannya petani jangan dibiarkan sendiri menghadapi kekeringan," ujar Ketua Gapoktan Maju Sirojuddin Abbas kepada wartawan, dikutip Kamis (10/8/2023).
Abbas mengatakan akibat dampak El Nino sejumlah lahan persawahan di Rorotan mengalami retak-retak karena kekurangn air.
"Saya sendiri baru tanam umur sembilan hari, kondisinya kekurangan air parah," tuturnya.
Dikatakan Abbas, seharusnya pemerintah mau bekerja sama dengan kelompok tani untuk menormalkan kembali saluran-saluran air di sekitar Rorotan.
"Agar para petani bisa langsung dimanfaatkan untuk perairan sawah," ucapnya.
Menurut Abbas, satu hektar lahan garapan dapat menghasilkan sekitar enam ton padi untuk ketahanan pangan. Hal ini supaya petani tidak mengambil dari aliran kali terdekat seperti dari Kanal Banjir Timur.
"Maka di sana perlu peran pemerintah dalam menyiapkan petugas terampil dan memiliki kehati-hatian ekstra agar saluran yang dibuat untuk pengairan sawah tidak menimbulkan banjir ketika musim penghujan tiba," tambahnya.
Terakhir, keinginan dari semua petani di Rorotan adalah kawasan tersebut bisa dikhususkan sebagai sentra ketahanan pangan daerah. Meski lebih banyak petani penggarap, Gapoktan Maju tidak ingin pengembangan kawasan hunian di Rorotan berdampak pada alih fungsi lahan.
"Lahan di sini sangat subur, jadi kalau bisa untuk pihak Pemda terkait, khususnya di Utara ini, mau mempertahankan kondisi lahan karena banyak manfaatnya. Pertama buat paru-paru kota, dan kedua mungkin juga bisa menanggulangi banjir musiman," kata Abbas.***
Comments 0