Silaturrahim dalam Islam: Ajaran Pokok yang Ditegaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis

Ida Farida
Jan 08, 2025

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Rosihon Anwar. Foto: Kemenag

KOSADATARektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Rosihon Anwar, menegaskan bahwa silaturrahim merupakan ajaran pokok dalam Islam yang memiliki makna mendalam sebagai wujud kasih sayang (rahmatan lil-alamin).

Sebagai bentuk implementasi ajaran ini, Islam menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antar sesama, baik dalam keluarga maupun masyarakat luas.

“Silaturrahim adalah salah satu cara untuk mewujudkan Islam sebagai agama kasih sayang, yang tercermin dalam perintah-perintah dalam Al-Qur'an, hadis, serta nasehat dari ulama,” ujar Rosihon dilansir laman Kemenag, Rabu (8/1/2205). 

Rosihon mengutip firman Allah dalam Surah An-Nisā’ (4:1), yang menegaskan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan dan bersikap takwa kepada Allah, yang menciptakan manusia dari satu jiwa (Adam) dan pasangannya (Hawa). “Silaturrahim adalah cara untuk mempererat hubungan ini,” tambahnya.

Etika Silaturrahim dalam Islam

Sebagai ajaran pokok, Islam juga menetapkan beberapa etika dalam bersilaturrahim, di antaranya adalah:

  1. Mengutamakan Kunjungan ke Kerabat Dekat Islam mengajarkan agar kita mendahulukan kunjungan kepada kerabat dekat, terutama orang tua. Allah berfirman dalam Surah al-Isra’ (17:26) untuk memberikan hak kepada keluarga dekat. Ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada orang tua yang harus selalu dibahagiakan.

  2. Memberikan Hadiah atau Oleh-Oleh Memberikan sesuatu kepada keluarga atau saudara seiman tidak hanya mendatangkan pahala silaturrahim, tetapi juga pahala sedekah. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kebaikan yang paling Allah senangi setelah ibadah fardhu adalah memberikan kebahagiaan kepada saudara semuslim” (HR. ath-Thabrani).

  3. Memberikan Nasehat dan Solusi Islam mendorong untuk memberi nasehat dan membantu orang yang membutuhkan. Dalam Surah asy-Syu`ara’ (26:214), Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memberikan peringatan kepada kerabat terdekatnya. Ini juga mencerminkan kepedulian dalam menjaga moral dan integritas dalam keluarga.

  4. Bersedekah kepada yang Miskin Bersedekah kepada orang yang membutuhkan juga menjadi bagian penting dari silaturrahim. Allah berfirman dalam Surah Ali Imran (3:92) bahwa kebajikan yang sempurna tercapai dengan menafkahkan sebagian harta yang kita cintai.

  5. Tidak Membalas Keburukan Islam menekankan pentingnya untuk tidak membalas keburukan dengan keburukan. Silaturrahim yang baik adalah menghubungkan kembali hubungan yang terputus, seperti yang dijelaskan dalam hadis Bukhari.

  6. Menjaga Pandangan dan Etika dalam Interaksi Dalam hubungan antar sesama, Islam mengajarkan untuk menundukkan pandangan, menjauhi khalwat (berduaan tanpa mahram), serta menjaga lisan. Hal ini tercermin dalam firman Allah dalam Surah an-Nur (24:30) yang mengingatkan agar laki-laki menahan pandangannya, serta sabda Nabi Muhammad SAW yang melarang berkhalwat dengan wanita yang bukan mahram.

Rosihon Anwar menekankan bahwa silaturrahim tidak hanya menjadi ajaran agama, tetapi juga sebagai pendorong terciptanya harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

“Dengan bersilaturrahim, kita tidak hanya memperoleh keberkahan dalam kehidupan dunia, tetapi juga di akhirat,” tutupnya.

Silaturrahim merupakan cerminan ajaran Islam yang menyatukan umat dengan kasih sayang, saling memberi, dan berbagi kebahagiaan. Oleh karena itu, setiap muslim diharapkan dapat menjadikan silaturrahim sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari untuk menciptakan kedamaian dan kebersamaan dalam masyarakat.***

Related Post

Post a Comment

Comments 0