Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih. Foto: ist.
KOSADATA — Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Abdul Fikri Faqih menyoroti para siswa yang menempuh pendidikan di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) yang harus membagi fokus antara menjadi siswa dan atlet.
Menurutnya, kedua tugas tersebut sering kali berbenturan, sehingga kerap mengganggu perkembangan bagi siswa itu sendiri. Hal tersebut disampaikannya usai kunjungan kerja spesifik Komisi X ke Solo, Jawa Tengah.
"Permasalahan utama terletak pada kesinambungan pendidikan atlet dengan jadwal latihan dan pertandingan yang padat. Undang-Undang Keolahragaan Nasional serta Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) perlu menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan yang lebih komprehensif. Hal ini penting agar sistem pendidikan tidak berbenturan dengan kebutuhan atlet yang kerap harus mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) dalam waktu lama," kata Fikri dalam keterangannya pada Sabtu, 20 September 2025 di Jakarta.
Fikri lantas menyebutkan keberadaan SKO di tingkat SMP merupakan salah satu perwujudan komitmen Pemerintah Solo dalam mendukung program pendidikan keolahragaan.
"Kehadiran sekolah ini menjadi best practice yang patut dicontoh, karena mampu mengintegrasikan pendidikan formal dengan pembinaan prestasi olahraga sejak dini," ucapnya.
Fikri juga berharap pemerintah pusat kedepannya dapat segera menyelaraskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan atlet. Menurutnya, model pendidikan keolahragaan di solo dapat menjadi rujukan nasional.***
Update terus berita terkini KOSADATA di Google News.
Comments 0