Bagong Suyoto berdiskusi dengan pelaku Circular Economy di TPST Bantargebang. Foto: dok pribadi
Oleh: Bagong Suyoto
Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas)
Siapa Capres 2024 yang bisa menolong ujung tombak pelaku circular economy Indonesia? Sekarang kehidupan sosial ekonomi sedang terhempas pada titik terendah! Betapa susahnya hidup di "negeri gemah ripah loh jinawi".
Pelaku circular economy sebagian besar adalah sektor informal persampahan, seperti pemulung, pelapak, buruh sortir, pencacahan plastik. Posisi mereka sangat rentan, kini sedang terendam air hingga leher dan sebentar tenggelam dengan sedikit tiupan angin. Itu rakyat NKRI, jelas ber-KTP NKRI.
Para Capres Cawapres Pemilu 2024 tidak ada yang melihat langsung kehidupan mereka. Apalagi datang ke gubuk-gubuk kumuh itu untuk berdialog seputar kehidupan dan masa depan mereka dan anak-anaknya.
Sejak Januari 2022 hingga Januari 2024 harga sampah pungutan pemulung turun draktis, sekitar 50-70%. Bahkan, ada beberapa jenis sampah pungutan tidak laku jual. Karena sulitnya uang kontan. Sejumlah pelapak kecil dan menengah bangkrut, sementara hutang masih besar.
Pada 14 Januari 2024 mengantar tim mahasiswa Center for Indonesian Medical Students' Activities Universitas Indonesia (CIMSA UI) menemui sejumlah pemulung di gubuk-gubuk kumuh di kawasan TPST Bantargebang. Tujuannya mengetahui kondisi kesehatan pemulung. Sementara saya melakukan diskusi tentang kondisi sosial ekonomi pemulung, pelapak dan buruh sortir. Sebenarnya saya melakukan pendamping berkelanjutan terhadap mereka.
Contoh harga sampah campuran (gabrugan) per 14 Januari 2024 berada pada tingkat terendah, Rp 700/kg, ketika harga bagus atau normal mencapai Rp 1.400/kg. Harga beling Rp 500/kg, dulu ketika normal Rp 1.000/kg. Hampir semua jenis sampah pungutan pemulung terjun bebas.
Contoh jatuhnya harga cacahan tali klem plastik jenis PK, Rp 5.500/kg sekarang. Pada Maret/April 2023 berkisar Rp 7.000-7.500/kg, ketika harga normal mencapai Rp 13.000/kg. Semua harga cacahan plastik hancur lebur, dan beberapa yang tidak laku, seperti cacahan karung, tali rafia, dll.
Karena pabrik bijik plastik sekitar Bantargebang tidak lagi membeli cacahan plastik tersebut disebabkan pabrik daur ulang stop melakukan pembelian. Alasannya bahan baku masih banyak, termasuk bahan baku ori, impor dari luar negeri.
Iklim daur ulang dalam negeri lesu, loyo dan dampaknya sangat terasa terhadap kehidupan pemulung, pelapak, buruh sortir, pelaku pencacahan plastik. Hampir setiap hari bertemu dan diskusi dengan mereka, belum ada solusi konkrit terbaik, setidak ada semacam infus darah segar?! Semua mengeluh seputar penderitaannya.
Namun begitu, wajah suramnya tidak direkam atau terekam oleh Presiden berkuasa, Capres Cawapres 2024. Bahwa, keberadaan mereka ada dan berperan penting dalam pengelolaan sampah sistem 3R (reduce, reuse, recycle). Mereka punya peran penting dalam penciptaan lapangan kerja mandiri, mengembalikan sampah menjadi bahan daur ulang dan berpatisipasi aktif melestarikan bumi.
Adakah Capres Cawapres yang peduli memperbaiki nasib mereka? Setidaknya ribuan atau jutaan suara mereka tidak dilupakan! Mereka penduduk NKRI.
Upaya apa yang bisa dilakukan, setidaknya menjadi stabilitas harga sampah pungutan pemulung atau sampah domestik. Kedua, memberikan insentif dan EPR kepada garda terdepan pelaku circular economy. Ketiga, mengurangi atau stop impor biji plastik dari luar negeri.
Upaya positip itu yang bisa melakukan hanya Presiden RI, yang lainnya cukup meng-iya-kan dan mengimplikasikan kebijakan Presiden. Presiden harus menolong penduduk Indonesia yang bergiat di persampahan. Semoga Presiden RI dan para Capres Cawapres mendengar jeritan mereka!***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0