Mengenang Tragedi TPA Leuwigajah, Bom Waktu Petaka Sampah

Ida Farida
Feb 25, 2025

Foto: ist

Oleh: Bagong Suyoto

Ketua Bagong Suyoto (KPNas)

 

Dalam rangka mengenang Tragedi TPA Leuwigajah Cimahi Meledak dan Longsor memakan korban lebih 200 nyawa diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Setiap tahun HPSN diperingati oleh berbagai elemen di tanah air, agar diingat peristiwanya dan dipetik hikmahnya. 

 

Tulisan yang disajikan tersebut bagian dari sejarah pengelolaan sampah yang buruk, menimbulkan malapetaka bagi umat manusia. Saya telah menulis tragedi tersebut dalam buku “Ternyata Sampah Membunuh Manusia” - Tragedi TPA Leuwigajah Sampah Meledak dan Longsor (2005). Merupakan hasil investigasi lapangan dan diperkuat dengan berbagai referensi yang valid. Berikut kutipan-kutipannya.  

 

Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Leuwigajah, Kota Cimahi/ Bandung, Propinsi Jawa Barat menjadi sangat terkenal dan membuat orang penasaran setelah longsor dan “membunuh” ratusan manusia dan menggulung rumah, ternak, dan segala yang ada di atasnya pada akhir Februari 2005. Wilayah yang paling parah tertimpa malapetaka sampah adalah RW VIII dan RW IX Kampung Cilimus, Desa Batujajar Timur, Kabupaten Bandung serta RW XIII Kampung Pojok, Desa Cirendeu, Kota Cimahi. 

 

Kasus TPA Leuwigajah merupakan Tragedi Kemanusiaan terbesar abad ini.  Manusia “dibunuh” oleh sampah meledak dan longsor. Sebuah predikat atau julukan yang tidak mengenakan telinga! Sampah meledak dan longsor membunuh manusia terbanyak di Indonesia?! Tragedi tersebut memiliki derajat nasional dan internasional. Kematian warga kisaran TPA Leuwigajah murni bermuara pada kesalahan pengelola TPA, Pemerintah Propinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Bandung, Cimahi dan Kabupaten Bandung dan Pemerintah Pusat. 

 

Mereka semua harus bertanggung penuh atas tragedi yang menyayat hati dan meninggalkan trauma sangat mendalam. Trauma tragis itu semakin mencekam ketika mengingat muka dan


1 2 3 4 5 6 7

Related Post

Post a Comment

Comments 0