Anggota DPRD DKI Jakarta, Syarif.
Sedangkan, soal pintu air yang berada di Rawa Bambon, menurut Syarif pintu air tersebut awalnya dibangun tahun 1984 lalu direvitalisasi tahun 2014.
“Namun sejak dibangun hingga saat ini, pintu air belum bisa difungsikan karena terkendala lahan warga yang belum dibebaskan,“ terangnya.
"Mestinya lahan warga yang dapat menghubungkan ke arah saluran air segera dibebaskan sehingga air saluran bisa menuju waduk dan tidak lagi meluber ke perkampungan,” urai Syarif sambil meminta kepada petugas SDA Jaktim Grahito Husodo untuk menganggarkan proyek tersebut. “Semua kegiatan ini untuk mengatasi banjir di kawasan Rawabambon, Ceger, dan sekitarnya,” tegasnya.
Sementara itu, Grahito menjelaskan bahwa proyek pembangunan turap Rawabambon pada tahap ini cuma mencapai panjang 68,5 meter dengan ketinggian 3,5 meter.
“Adapun nilai proyeknya sebesar Rp 332 juta yang mestinya tuntas dikerjakan selama 45 hari kerja. Namun berhubung alasan dari pemborong bahwa di dalam area waduk sedang terdapat kasus sengketa lahan, maka hal itu menjadi kendala pada saat pengerjaan,” kata Grahito.
Namun Syarif menegaskan, meskipun lahan waduk terjadi sengketa dengan warga, namun secara eksisting pekerjaan revitalisasi waduk tetap bisa berjalan dengan normal.
“Sebab secara eksisting waduk ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Adapun yang dikerjakan pada proyek ini adalah upaya antisipasi banjir. Jadi, harus diselesaikan sesuai target,” pungkasnya.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0