Duet Anies-Cak Imin Timbulkan Masalah Baru

Ida Farida
Sep 01, 2023

Ketum PKB, Muhaimin Iskandar. Foto: twitter CakIminNow

Oleh: Sholihin MS

Pemerhati Sosial dan Politik

 

Netizen ramai mengomentari wacana duet Anies-Cak Imin. Tapi rata-rata mereka tidak setuju. Benarkah berita ini ? Kita tunggu suara dari Anies langsung. Jika benar, pasti ada latar belakang yang mendasari tindakam itu.

Secara basis suara PKB cukup besar, tapi tidak penuh menjangkau suara nahdhiyyin, karena Cak Imin masih berkonflik dengan Gusdurian. 

Secara prosentase PKB memperoleh suara cukup besar, yaitu 9.69 (58) kursi. Secara persyaratan PT (ambang batas) tentu saja jika empat partai koalisi perubahan jika bergabung tentu sangat melebihi syarat PT yang 20%, yaitu : Nasdem 9.05, PKS 8.21, Demokrat 7.77 jumlah 25.03%. Jika ditambah dengan PKB tentu jadi 35,72.

Persoalannya, masuknya PKB bukan menambah solid koalisi perubagan, tetapi membuat keretakan baru. Kesolidan yang telah terjalin harus dirajut ulang.

Secara chemistry tentu saja Anies bisa bersinergi dengan siapa pun. Hanya saja PKB itu pendatang baru yang hanya mengincar jabatan cawapres, selama ini bagian dari rezim Jokowi yang belum teruji dalam membangun semangat perubahan. Ini jelas akan melemahkan semangat perubahan yang selama ini digaungkan. 

Selain itu, dalam analisa penulis bergabungnya PKB kedalam koalisi Perubahan bisa memunculkan masalah baru ;

Pertama, Cak Imin masih dalam radar permasalahan hukum "kardus durian".

Jelas ini akan jadi titik lemah dan sasaran tembak aparat penegak hukum. Walaupun sudah ada putusan Kejaksaan Agung tentang dilarangnya mentersangkakan capres/cawapres sampai tahun 2024, tapi kasus ini suatu waktu bisa dibongkar dan akan membawa citra buruk Anies.

Kedua, Perjuangan Cak Imin di Koalisi Perubahan masih Nol dan belum jelas komitmennya.

Seandainya Cak Imin sepaham dengan cita-cita koalisi perubahan, seharusnya sudah dari awal bergabung.


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0