Foto: Ist
Oleh: Agustinus Tamtama Putra
Peneliti GMT Institute
KOSADATA - Momen Sumpah Pemuda 28 Oktober biasanya selalu dikaitkan dengan kaum muda dan perannya membangun negeri. Seakan tak ayal lagi bahwa di pundak kaum muda dipercayakan tanggungjawab mengembangkan segala potensi untuk kemajuan bangsa. Menarik misalnya menyimak ajakan Heru Budi Hartono selaku gubernur DKI Jakarta pada upacara bendera Sabtu lalu.
Beliau mengajak pemuda dan pemudi untuk bersatu menghadapi tantangan global. Sungguh besar kiranya membayangkan apa yang dihadapi kaum muda vis a vis globalisasi.
“Ke depan kita menghadapi berbagai tantangan, baik ekonomi maupun situasi dunia sehingga semua lapisan masyarakat, pemuda-pemudi Indonesia diharapkan untuk bersatu membangun Indonesia,” demikian ungkap Budi Hartono di Monas dalam upacara tersebut.
Perlu disimak beberapa poin berikut sebagai upaya untuk memecah bongkahan besar pernyataan gubernur di atas: pertama tentang globalisasi, kedua tentang persatuan dan ketiga tentang pemuda saat ini. Globalisasi bisa diringkas sebagai jalur interkoneksi bangsa-bangsa seluas bola dunia. Koneksi itu hadir dalam berbagai bentuk dan bahkan mungkin lebih ruwet daripada kumpulan besar benang-benang kusut.
Untuk tidak hanya berfokus pada besar dan rumitnya hubungan-hubungan itu kerap terjalin, globalisasi yang ambivalen tersebut adalah juga peluang dan kesempatan. Salah satu di antaranya ialah bahwa globalisasi kian mampu mengeratkan manusia lewat bantuan teknologi informasi.
Berjejaring di jaman sekarang semakin mudah, sehingga dimungkinkan untuk menjalin relasi apapun itu dengan siapapun dan dari mana pun sebab ruang dan waktu sudah dimampatkan. T
entu saja interkoneksi ini adalah peluang yang terbuka dan bisa diisi dengan hal-hal baik dan bermanfaat bukan hanya untuk pribadi, tetapi bangsa dan negara, bahkan dunia. Hal ini misalnya makin terasa bila mendiskusikan masalah solidaritas melawan perang dan kekerasan yang belakangan terjadi.
Berikutnya tentang persatuan. Secara jujur tidak mudah untuk bersatu mengingat pertama jaman terus berkembang, kedua perbedaan latar belakang keluarga dan pendidikan, ketiga intensi hidup yang kian digerakkan oleh motif ekonomi dan persaingan bisnis.
Namun bukankah ini sudah menjadi potret Indonesia sedari awal bahwa memang perbedaan bukan hanya tak terpungkiri dalam entitasnya, tetapi menjadi fondasi dan identitas bangsa.
Mungkin corak perbedaan akan terus berganti seiring waktu, demikian juga manusia dan gaya hidupnya. Hal yang sama dengan motif ekonomi dan persaingan bisnis kiranya menjadi gejala fenomenal yang lumrah khas manusia.
Yang menjadi garis temu di tengah simpang siur bahkan kekuatiran akan terlindas jaman atau kekurangan sumberdaya keuangan dan modal ialah bahwa manusia selalu melampaui dan jauh lebih kompleks dari yang bisa disematkan.
Hal ini menguntungkan sebab dengan demikian manusia tidak hanya satu dimensi saja, tetapi terdiri dari banyak aspek yang bisa dikembangkan, termasuk persatuan.
Akhirnya tentang pemuda sebagai yang memiliki energi tidak terbatas dalam berkarya. Energi yang dimaksud bisa berupa pengetahuan dan keterampilan, niat baik dan semangat juang. Tentu mengisi diri dengan pengalaman merupakan hal yang wajib dilakukan.
Pengalaman itu bisa didapatkan dari para senior dan mentor, juga upaya mencari dan berjerih lelah dalam belajar. Optimisme, harapan, semangat dan ketekunan menjadi motor penggerak orang muda untuk terus membina diri. Membina diri berarti juga tiada henti mengembangkan diri, entah lewat bekerja maupun sekolah.
Hanya yang mau mengembangkan diri kemudian mengerti akan potensialitas yang mungkin selama ini diabaikan, kini ternyata ada di dalam diri dan menjadi milik, yang sanggup menghadapi tantangan global. Semangat belajar inilah kiranya yang bisa dibina oleh kaum muda untuk memberantas kemalasan dan mentalitas instan yang menggerogoti hidup jaman sekarang.
Sukses Jakarta Untuk Indonesia!
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0