Jangan Tunggu Sampah Menggunung, Sejumlah TPA Sudah Kritis

Isma Nanik
Mar 07, 2023

dari compost day merupakan gerakan mengolah sampah menjadi kompos adalah satu usaha mengurangi timbulan Food Waste yang bisa menyumbang emisi gas metan cukup besar ke atmosfir. Pada tahun 2022, komposisi sampah organik 41,27 persen, dan sumber sampah yang berasal dari rumah tangga (RT) 38,28 persen. Jika semua RT melakukan composting sampah organik di rumah, maka ada 10,92 juta ton setiap tahunnya sampah tidak dibawa ke TPA, dan itu berpotensi menurunkan emisi GRK 6,834 juta ton CO2eq. Selain mengurangi sampah yang ditimbun di TPA dan mengurangi GRK, yang paling prinsip, dengan melakukan composting di rumah, 40% lebih urusan sampah selesai di tempat. 

Jika sampah makanan (food waste) dibuang begitu saja akan menimbulkan kerugian sangat besar. Data Kompas menyebutkan, setiap orang Indonesia rata-rata membuang makanan setara Rp 2,1 juta per tahun. Hasil analisis Kompas menemukan, nilai sampah Indonesia mencapai Rp 330 triliun per tahun. (Kompas.id, 18/5/2022). 

Sementara itu masih banyak orang yang kekurangan pangan. Sampah makanan yang dibuang ke TPA/TPST, ternyata sebagian dipungut oleh orang miskin, pemulung. Biasanya yang dipungut pemulung, seperti roti, sosis, daging ayam, ikan asin, sayuran, buah-buahan, juga nasi. Menurut pemulung makanan yang dipungut dianggap masih layak. Ternyata, ini cara pemulung mempertahankan pangan untuk hidup sebab pemulung bagian dari kelompok  ringkih pangan (Food-insecurity vulnerable groups). Dalam konteks ini dikupas dalam buku Bagong Suyoto, Rumah Tangga Peduli Lingkungan (2008; 108-124).  

Sementara persoalan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah tangga masih complicated dan rumit. Sejumlah daerah, kota metropolitan, besar bahkan kecil kondisi TPA-nya darurat dan kritis, seperti kasus TPA Kedungkuning Kabupaten Batang,


1 2 3 4

Related Post

Post a Comment

Comments 0