Sejumlah petugas melakukan vaksinasi untuk mencegah PMK pada hewan ternak. Foto: ist
“Walaupun angka kematian ternak yang terinfeksi PMK tidak tinggi, tetapi penyakit ini berdampak besar pada perdagangan hewan,” ujar Prof. Wahyuni.
Peran Perguruan Tinggi dalam Penanganan PMK
Selain pemerintah, perguruan tinggi juga memiliki peran penting dalam penanggulangan PMK. Prof. drh. Agung Budiyanto, MP, Ph.D., Dosen di Departemen Reproduksi dan Obstetri FKH UGM, menyatakan bahwa perguruan tinggi dapat berperan sebagai tim satgas, pakar klinis, dan pelaku pengabdian masyarakat. Mereka juga dapat memberikan edukasi dan informasi yang diperlukan dalam menangani PMK secara efektif.
Menurut Prof. Budiyanto, penanganan jangka pendek mencakup diagnosa dan pemberian perawatan sesuai dengan kondisi ternak, seperti pemberian vitamin, protein, dan obat cacing. Sementara untuk jangka menengah dan panjang, vaksinasi dan penyuluhan kepada masyarakat menjadi langkah penting untuk mengendalikan penyebaran PMK.
Dalam seminar tersebut, berbagai pakar, termasuk Dr. drh. Muhammad Munawaroh, MM, Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), serta praktisi dan pengusaha ternak, juga menekankan pentingnya kerjasama antar lembaga dan masyarakat untuk menghadapi ancaman PMK.
Kementan berharap dengan dukungan dari seluruh elemen, pemberantasan PMK dapat dilakukan secara maksimal untuk melindungi sektor peternakan dan perekonomian nasional.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0