|

KRL Diklaim Dongkrak Ekonomi Nasional

Dian Riski
Feb 28, 2023
0
1 minute

KOSADATA - KAI Commuter mengklaim dirinya tak hanya membantu mobilitas warga yang beraktivitas di Jabodetabek hingga Solo dan Yogyakarta.

KRL sebagai sarana transportasi publik juga mengklaim dirinya memiliki andil dalam membantu pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di kota-kota yang terjangkau kereta berbasis listrik tersebut.

Moda transportasi ini pun menjadi andalan semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat akar rumput.

Terlebih lagi, dari profil pengguna KRL sejauh ini, sebagian besar adalah masyarakat yang memiliki kepentingan dengan aktivitas ekonomi.

Selain digunakan kalangan pekerja kantoran, KRL juga digunakan oleh masyarakat pekerja informal. 

Tak terkecuali pekerja perempuan dan masyarakat akar rumput yang berasal dari berbagai daerah penyangga seperti Rangkasbitung, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan Cikarang.

Kelompok masyarakat ini pun selama ini merasakan dampak kehadiran KRL dalam membantu kegiatan perekonomian.

Sebagai catatan, sebagian besar penumpang dari daerah penyangga itu mengandalkan KRL untuk memasuki Jakarta, selain karena tarif KRL yang sangat terjangkau, juga akses masyarakat ke stasiunstasiun pun mudah.

Sebut saja dari Rangkasbitung ke Tanah Abang, sepanjang lintas itu saja terdapat 17 stasiun yang seluruhnya aktif menjadi titik menjembatani masyarakat untuk ke Jakarta.

Dari jumlah tersebut, dalam kurun 2021-2023, di lintas Rangkasbitung ke Jakarta dan sebaliknya, tercatat lima stasiun paling aktif. Itu mencakup Stasiun Rangkasbitung, Rawabuntu, Kebayoran, Sudimara, dan Palmerah.

Terutama di Palmerah, volume penumpang mencapai 7.263.677 dalam kurun 2021 hingga awal tahun 2023.

Patut dicatat juga, rata-rata penumpang dari Rangkasbitung adalah kalangan pekerja dan mahasiswa. Teranyar, volume penumpang dari jalur Rangkasbitung mencapai 4,5 juta penumpang.

Dari sisi angka terkini yang menggambarkan volume per lintas, per Januari 2023, dari lin Bogor saja mencatat 10,4 juta. Dari Bekasi/Cikarang mencatat 5,9 juta, dan lin Tangerang mencapai 1,5 juta penumpang.

Pergerakan tersebut berkorelasi langsung dengan kegiatan perekonomian. Pasalnya, sebagian besar pengguna bepergian untuk keperluan ekonomi; bekerja sebagai pekerja harian lepas, pegawai pemerintah, pegawai swasta, hingga para pedagang keliling dan pedagang kaki lima.

Praktis ini menjadi indikator bahwa mobilitas masyarakat, terutama pengguna KRL, sekaligus membantu berlangsungnya perputaran uang di kota-kota yang menjadi destinasi penumpang.

Terlebih sejak pandemi semakin melandai, animo masyarakat beraktivitas semakin tinggi, daya beli membaik, hingga berdampak positif pada penjualan di sentral-sentral perbelanjaan seperti Tanah Abang, Sudirman, bahkan Kota Tangerang sampai ke Bogor dan Bekasi.

Ditambah lagi, beberapa stasiun yang terjangkau oleh KRL sendiri tercatat berada di dekat kawasankawasan di mana perekonomian masyarakat berlangsung.

Maka itu, keberadaan KRL tak hanya identik dengan mobilitas, tetapi juga identik dengan aktivitas perekonomian. 

Related Post

Post a Comment

Comments 0

Trending Post

Latest News