KOSADATA - Kota Depok terus berbenah, kota ini perlu memiliki identitas yang lebih kuat di tengah perkembangan digitalisasi.
Berada di lingkaran Jabodetabek, Depok menjadi kota yang berkembang, namun tidak sepesat Kota Bekasi, Tangsel, Kota Tangerang dan lainnya.
Salah satunya yakni bisa dimulai melalui apa yang dimiliki kota tersebut dan dioptimalkan.
Tangerang dan Bekasi pembangunan pesat lantaran memiliki kawasan industri. Sedang Kota Depok, dalam perencanaan tata kota tidak demikian, meski Kabupaten Bogor tetangganya gila-gilaan dalam pengembangan kawasan, terlebih dengan Tangerang dan Bekasi.
Potret ini tidak salah, memang dengan tidak mengadopsi kebijakan tetangganya di Jabobetabek, Depok masih jadi kota yang membangun dengan kualitas angka kriminal yang mungkin ditoleransi.
Menurut aktivis dan mantan politisi PKS serta pengusaha bernama Budiyanto, menilai, ada kekuatan besar di Depok yang bisa dioptimalkan. "Pertama sumberdaya manusia yang unggul dan UMKM," ujarnya.
Sebagai kota penyangga, sudah saatnya Depok melakukan lompatan besar, dan berorientasi dalam pembangunan sisi humanis, demokratis yang mengacu pada peningkatan kualitas peningkatan ekonomi warganya.
Kemiskinan dan kemacetan masih jadi momok utama di Depok. "Oleh karenanya, perlu ada solusi, tidak perlu memaksakan diri menjadi kota dengan menghadirkan industri, namun cukup dengan pengembangan UMKM yang saat ini telah menjamur di Depok dan tak hentikan serta terus tumbuh dan berkembang, yakni sektor kuliner," ujar Budi.
Dia mengingatkan, saat Margonda di era awal milenium, warga Jakarta tau kalau jalan utama di Depok tersebut surganya kuliner ternama, dan memiliki kelezatan yang tak terlupakan.
"Kini nggak di Margonda saja, di Depok Timur sepanjang jalan dari Polsek Sukmajaya sampai Depok dua dalam dan sepanjang jalan di Depok Dua Tengah, kulineran di sana asyik dan nggak ada duanya, nah ini perlu identitas dan pembangunan infrastruktur yang menunjang, sehingga kuliner Depok tak hanya dikenal warganya saja, tapi warga luar Depok juga mau ke sana demi kulineran," bebernya.
Di sisi lain, guna menunjang hal tersebut sosialisasi yang masif perlu dilakukan, perintah bisa melakukan kampanye yang gencar, biar apa? Guna adanya keterlibatan pemerintah dan dukungannya, serta masifnya kampanye Depok dengan kuliner yang mengasyikan. "Atau bikin jargon Depok Kota Kuliner, kayanya asyik juga," ucapnya.
"Perlu dicatat, dan diingat bahwa 98 mengajarkan kita bawah penopang ekonomi saat krisis adalah UMKM, jadi jangan sepelekan," katanyaÂ
Sementara itu soal kemacetan, semisal dijalan Sawangan, Budi berpendapat bahwa perlu ada terobosan berani dari pemerintah Kota Depok, "Dan harus berkerjasama dengan pihak pemerintah Pusat, sebagai kota pemukiman memang jamak terjadi, tapi perlu diperkecil, karena dampaknya akan berpengaruh terhadap roda ekonomi, sosial dan budaya warga," ungkap Budi.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0