Kajian Pemikiran Islam.
“juga kaum sekularis memandang konsep-konsep mengenai Tuhan dan agama hanya sebagai hasil ciptaan manusia yang ditentukan oleh kondisi kondisi sosial, bukan ditentukan oleh kebenaran wahyu. Bagi kaum sekularis, doktrin agama dan Tuhan relative dan tergantung pada penemuan-penemuan umat manusia. Dan, tolok ukur kebenaran dan kebahagiaan atau ukuran keberhasilan Manusia semata-mata ditentukan oleh materi (benda). Di negara sekular, masalah-masalah ekonomi, hukum, Pendidikan, sosial, dan lain-lainnya semata-mata ditentukan oleh kepentingan material, bukan oleh nilai-nilai spiritual.”
Dari pandangannya di atas, dapat diketahui bahwa kiprah politik Natsir tidak dimotori oleh arus materialisme, melainkan oleh pandangan hidup Islam. Beliau mensyaratkan aturan negara berlandaskan wahyu dan nilai-nilai spiritual, bukan materialisme yang hanya mengejar kekayaan dari jabatan. Karena itu, Bagi beliau, demokrasi hanya sebatas sistem formal tentang peralihan dan penyelenggaraan negara. Sementara itu, dalam menentukan baik dan buruknya hukum, Natsir tetap menyuarakan Islam sebagai tolak ukurnya.
Selain mengusung Syari’at Islam sebagai dasar hukum negara, keteguhan visi Islam Natsir dalam bidang politik dilihat dari pandangannya tentang tujuan politik atau kekuasaan. Baginya, peruntukan politik hanyalah untuk dua hal, yaitu; agama dan Masyarakat, tidak ada tujuan pribadi. Ia dengan tegas menyatakan,
“suatu negeri yang pemerintahannya tidak mempedulikan keperluan rakyat, membiarkan rakyat bodoh dan dungu, tidak mencukupkan sarana yang perlu untuk kemajuan agar
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0