Mangrove: Harta Karun di Pesisir yang Diam-Diam Bisa Cetak Triliunan Rupiah

Ida Farida
Jul 11, 2025

Sejumlah aktivis lingkungan menanam kembali mangrove di pesisir Jawa. Foto: ist

KOSADATA - Di balik debur ombak dan hamparan pasir putih yang menjadi wajah pantai-pantai Indonesia, tersimpan sebuah harta karun hijau yang jarang disadari nilainya. Ia berdiri tegak di sepanjang pesisir, akarnya mencengkeram lumpur, daunnya menari ditiup angin laut. Dialah mangrove, si penjaga pesisir yang kini mulai diperhitungkan sebagai aset strategis nasional.

 

Mangrove bukan sekadar pepohonan liar di tepi laut. Di saat krisis iklim menjadi ancaman nyata, ekosistem ini berperan sebagai benteng alami yang mampu meredam abrasi, gelombang tsunami, hingga badai tropis. Bahkan lebih dari itu, mangrove dikenal sebagai penyerap karbon paling efisien di dunia—melampaui hutan hujan tropis sekalipun.

 

“Mangrove adalah penyimpan karbon terbaik di dunia. Jika kita jaga, mereka akan menjadi aset besar bagi Indonesia dalam mitigasi iklim,” ujar Koordinator Sahabat KAWALI, Edelweise Cita Loka DP, Jum'at, 11 Juli 2025.

 

Namun, peran mangrove tidak berhenti di soal lingkungan. Diam-diam, ekosistem ini juga menyimpan potensi ekonomi yang nilainya mencapai triliunan rupiah. Edelweise menyebutkan, mulai dari ekowisata, budidaya kepiting bakau, ikan bandeng, hingga produk olahan seperti sirup, kopi mangrove, kosmetik herbal, hingga bahan obat-obatan alami, semua bisa lahir dari hutan bakau yang terjaga.

 

“Inilah tambang emas hijau yang nyata. Jika dikelola dengan bijak, mangrove bisa menjadi tulang punggung ekonomi hijau Indonesia,” tegasnya.

 

Sayangnya, ancaman terhadap ekosistem ini terus membayangi. Data di berbagai daerah pesisir menunjukkan alih fungsi lahan, pertambangan ilegal, hingga proyek infrastruktur yang tidak ramah lingkungan masih jadi momok utama. Dalam dua dekade terakhir, ribuan


1 2
Post a Comment

Comments 0