Membangun Kesadaran Ekologis

Joeang Elkamali
Dec 27, 2025

Penulis

Membangun Kesadaran Ekologis


Oleh: Muhadam

Ruang-ruang hijau kini berubah fungsi. Tak perlu jauh ke Hutan lindung yang kini diperkosa korporasi, ruang hijau di sekitar kita pun terkadang diubah semena-mena menjadi tempat parkir dan garasi. Seakan perkakas mati jauh lebih penting dari ruang hidup flora dan fauna.

Pohon ditebang dengan alasan kebutuhan manusia. Kertas misalnya. Padahal kemajuan teknologi informasi telah mengurangi jutaan ton kertas. Surat berganti email. Sertifikat tanah berganti dokumen digital. Transaksi keuangan, jurnal, laporan ilmiah, layanan publik memasuki Era paperless.

Dengan makin rendahnya ketergantungan manusia pada kekayaan hutan, kita tak butuh projek Reboisasi akibat deforestasi sistemik. Keberlimpahan sumber daya lingkungan justru menopang harapan hidup semua mahluk, tak terkecuali manusia sebagai penentu dirantai puncak.

Disekeliling kita pohon besar sebagai selimut erosi tak jarang di pangkas hanya karena mengganggu kenyamanan. Padahal menanti tumbuh bisa butuh puluhan tahun. Semisal Pohon Trembesi, Ketapang, Angsana, Mahoni, Kiara Payung dan Tabebuya yang tumbuh disamping jalan punya multi-fungsi.

Pohon-pohon itu tak sembarang ditanam pemerintah. Selain estetik, Ia punya kemampuan menyerap polusi, peneduh, penahan angin dan erosi. Petaka banjir yang menewaskan kurang lebih 1.061 jiwa di Sumatera disebabkan hilangnya akar tunjang yang berfungsi menahan laju erosi.

Di Jepang, merusak lingkungan sama artinya bunuh diri massal. Kita beruntung hari ini, tapi tidak nanti. Meninggalkan hutan gundul maknanya mengubur anak cucu hidup-hidup. Menipisnya air dan udara bersih sebagai sumber daya vital menjadi ancaman bagi masa depan generasi.

Sebuah pohon tempat puluhan bahkan ratusan mahluk bertumpu bagi kelangsungan hidup. Manusia adalah jaminan langsung atas keberlanjutan semua itu. Kelalaian merawat lingkungan berakibat fatal dan sulit


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0