Tim Brimob bawa bantuan ke Kampung Tamtaman di Kabupaten Agam. Foto: ist
KOSADATA - Hampir sepekan lamanya, Kampung Tamtaman di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, seperti terputus dari peta. Listrik padam. Air bersih menghilang. Logistik menipis. Lebih dari 1.500 warga hidup dalam sunyi yang panjang, terkurung banjir dan belasan titik longsor yang menutup semua jalur keluar-masuk.
Hingga Rabu siang, 3 Desember 2025, alat berat akhirnya memecah kesunyian itu.
Tim gabungan Brimob dari Polda Riau dan Polda Sumatera Barat menerobos lumpur, bebatuan, dan pohon tumbang yang menutup 11 titik longsor di jalur utama penghubung Palembayan menuju Nagari Silungkang dan Kota Bukittinggi. Misi mereka bukan sekadar membuka jalan—tetapi mengantar kembali harapan.
Dua hari penuh tim bekerja di medan terjal. Alat berat dikerahkan, namun alam tak selalu bisa ditaklukkan oleh mesin. Di sejumlah titik, personel terpaksa turun berjalan kaki, menyusuri lumpur sejauh dua kilometer. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki lagi tiga kilometer menuju permukiman warga di kaki bukit.
“Medannya sangat berat. Alat berat hanya bisa sampai di titik tertentu,” kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, Komisaris Besar Polisi Anom Karibianto.
Menjelang siang, titik longsor terakhir akhirnya berhasil ditembus. Akses ke empat jorong—Gumarang I, Gumarang II, Silungkang, dan Tamtaman di Nagari Koto Silungkang—resmi terbuka kembali.
Di ujung jalan yang baru saja dibebaskan, ratusan warga telah menunggu. Sebagian mengangkat tangan. Sebagian lain mengabadikan momen dengan ponsel yang baru kembali menyala. Wajah-wajah letih bercampur lega. Untuk pertama kalinya dalam hampir sepekan, bantuan benar-benar tiba.
Distribusi logistik dilakukan dengan cara sederhana namun penuh akal. Sepeda motor dimodifikasi dengan keranjang besar di bagian belakang, menjadi “kendaraan darurat” yang mengangkut beras, mie
Comments 0