Nelayan Pulau Pari Hadang Excavator yang Mengeruk Pasir Laut oleh Pengembang

Ida Farida
Jan 19, 2025

Nelayan menghadang excavator (beko) yang mengeruk pasir laut di perairan dangkal Gugusan Pulau Pari. Foto: ist

KOSADATA — Warga Pulau Pari, terutama nelayan, kembali melakukan aksi penolakan terhadap aktivitas pengerukan pasir laut yang dilakukan oleh excavator (beko) di perairan dangkal Gugusan Pulau Pari. Pengerukan pasir tersebut merupakan bagian dari rencana pengembangan fasilitas pariwisata oleh pihak swasta, yang menurut warga dapat merusak ekosistem laut setempat.

 

Sejak siang hingga sore pada 17 Januari, aktivitas excavator yang ditolak oleh warga sempat berlangsung, namun segera dihentikan setelah sejumlah nelayan dan warga setempat turun ke lokasi untuk meminta penghentian aktivitas tersebut. Aksi penghentian ini mengingatkan pada peristiwa yang sama pada 1 November 2024, ketika warga juga menghadang masuknya excavator ke wilayah tersebut.

 

Ketua Forum Peduli Pulau Pari (FP3), Mustaghfirin, menegaskan bahwa pembangunan cottage apung dan dermaga wisata di wilayah Gugusan Lempeng sangat berisiko merusak lingkungan, khususnya terumbu karang, padang lamun, dan mangrove. 

 

"Kami sudah lama menjaga kawasan ini dengan penanaman dan budidaya mangrove secara kolektif tanpa bantuan pemerintah. Ini adalah bentuk pengelolaan lingkungan yang kami lakukan secara mandiri sebagai wujud penguasaan terhadap ruang hidup kami," ujar Mustaghfirin dalam keterangannya, Minggu (19/1/2024).

 

Selain kerusakan ekosistem, warga juga khawatir bahwa proyek ini dapat membatasi aktivitas nelayan yang selama ini menggantungkan hidupnya di laut. Mereka mengkhawatirkan pembatasan atau larangan melaut yang terjadi di pulau-pulau lain seperti Pulau Biawak atau Pulau Kongsi akan terjadi juga di Pulau Pari. 

 

"Kami tidak


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0