Menurutnya, persoalan sampah selalu menjadi dilema tempat wisata. Jika tidak dikelola dengan baik, pihaknya pun yang akan merasakan kerugiannya. Terlebih, pengunjung telah dipungut tarif masuk senilai Rp 20 ribu per orang. Terdiri dari tarif pintu perhutani Rp 10 ribu dan tarif masuk curug Rp 10 ribu.
“Misalnya banyak makanan sisa pengunjung atau sampah lainnya di sini, maka sering banyak monyet turun kemari. Terkadang, monyet-monyet itu merebut makanan dari pengunjung. Itu yang membuat pengunjung tempat wisata curug berkurang,†jelasnya.
Maka tak heran, ungkapnya, jumlah pengunjung ke curug ngumpet bisa mencapai ribuan orang per hari. Terutama di hari Sabtu-Minggu atau hari libur nasional. Diakuinya, curug ngumpet atau lebih dikenal curug kondang ini lebih sering digunakan shooting film nasional.
“Hari ini saja, bisa sampai 5 ribu pengunjung. Apalagi pas libur hari raya Idul Fitri kemarin, lebih banyak lagi. Di jalur sungai ini saja kan ada 5 titik air terjun atau curug. Yang paling bagus itu Curug seribu, tingginya hingga 100 meter. Kalau di gunung salaknya, lebih banyak lagi,†ungkapnya.
Haji Dani, 65 tahun, warga Jakarta Selatan mengaku selalu mengajak keluarganya ke curug itu. Menurutnya, selain murah dan bersih, curug itu pun merupakan tempat petilasan salah satu tokoh Islam di sana.
“Tempatnya enak, murah, dan cukup dekat dari rumah. Daripada pergi ke puncak, mending ke sini. Tidak terlalu macet, dan masih terlihat suasana pedesaannya. Pengelolaannya pun baik, tak terlihat gundukan sampah sedikit pun di lokasi. Kita jadi lebih nyaman,â€Â katanya. ***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0